Share
AHLAN WASYAHLAN FII' | "SUBCECI BLOG" | SALAM BUAT PENGUNJUNG YANG MENYEMPATKAN WAKTUNYA MAMPIR DISINI | IMAM SENDIRI TAHAP BELAJAR,BILA ADA KEKURANGAN MOHON SARAN DAN KOMMENNYA | AKHIR KATA,SENANG BERJUMPA DAN BERBAGI DENGAN ANDA | WASSALAM.

Selasa, 16 November 2010

ITU AYAH KU

>>ITU AYAH KU....
Seorang anak punya penilaian sendiri tentang ayahnya. Penilaian itu muncul dari pengalamannya bersama ayah. Ada kesan ketika ayah menatap, saat ayah bicara, bila ayah marah, dan saat ayah jarang di rumah.
Begitulah perasaan seorang anak terhadap ayahnya. Ada banyak warna yang ia imajinasikan. Dan warna itu begitu kuat melekat dalam pikiran dan emosinya. Suatu saat, warna itulah yang kelak menuntunnya bagaimana menjadi seorang ayah.

Menurut penelitian Henker (1983), sesuatu yang terjadi dalam hubungan antara orang tua dengan anak (termasuk emosi, reaksi dan sikap orang tua) akan membekas dan tertanam secara tidak sadar dalam diri seseorang. Selanjutnya, apa yang sudah tertanam akan terjelma dalam hubungan dengan keluarganya sendiri.

Jika hubungan dengan orang tuanya dahulu membahagiakan, maka kesan emosi yang positif akan tertanam dalam ingatan dan terbawa ke dalam kehidupan rumah tangganya sendiri. Sebaliknya, dari pengalaman emosional yang kurang menyenangkan bersama orang tua, akan terekam dalam ingatan dan mengakibatkan stress. Ini artinya, terdapat “the unfinished business” dari masa lalu yang terbawa hingga kehidupan berikutnya.

Memang, tak ada orang tua yang ingin mewariskan perilaku buruk buat anak-anaknya. Karena itu berarti buruk buat investasi generasi ke depan. Persis seperti anak-anak yang tidak menginginkan ketidakseimbangan ada pada orang tuanya. Dalam hal apa pun. Termasuk, perhatian dan kasih sayang.
------------------------

Setidaknya, hal itulah yang kini diamati Andi. Bocah empat tahun ini kerap mendengar pertanyaan dari orang sekitarnya: tetangga, guru, ibu, nenek, bahkan pembantu. “Andi kalau besar mau seperti ayah, ya?” seperti itulah pertanyaan yang Andi dengar.

Mungkin, Andi memang perlu belajar banyak soal siapa ayahnya. Karena cuma ia yang belum bereaksi utuh seperti yang dirasakan orang-orang sekitarnya. Mereka begitu bangga punya orang terdekat yang dikagumi masyarakat. Ada yang menganggap ayah Andi sebagai guru, pejuang, bahkan teladan.

Orang-orang sekitar Andi mengenal ayahnya serba sempurna. Pengorbanannya buat masyarakat yang begitu besar. Hampir seluruh waktu ayah Andi tercurah buat orang banyak. “Ayahnya Andi memang orang hebat. Benar-benar aktivis sejati,” seperti itulah komentar yang didengar Andi.

Kemana pun Andi pergi, orang selalu mengaitkan Andi dengan ayahnya. “Andi pintar ya, seperti ayah!” Ada lagi yang sering bertanya soal ayah kalau ketemu Andi. “Andi, ayah sehat? Andi, ayah baik-baik saja?” Masih ada pertanyaan lain yang cuma dijawab Andi dengan senyum. Tak seorang pun tahu apa arti senyum yang diperlihatkan Andi. Adakalanya, orang cuma menangkap pemandangan luar. Tapi, tidak mampu menyentuh isi yang ada di dalam. Terlebih, ungkapan dari seorang anak kecil.

Di balik senyum itu, Andi kerap termenung mencermati reaksi sekitar tentang ayahnya. Ia sendiri bingung. Apa yang salah dengan dirinya. Kenapa ia tidak sebangga ibu, kakak-kakak, atau orang-orang lain tentang ayah. Kenapa cuma dia yang menilai lain tentang ayah. Andai, ada yang berpikir sama dengan dia.

Sebenarnya, berkali-kali Andi berusaha untuk bangga. Tapi, tetap tidak bisa. Ia merasa ayah tidak sebagus yang dikira orang banyak. Andi menilai ayahnya tidak adil. Pelit. Tidak layak jadi teladan.

Andi kembali termenung. Ia cuma bisa mengamati gelak tawa teman-teman TK-nya. Ada yang asyik bermain ayunan, berkejar-kejaran, atau tenang duduk sambil menghisap permen. Mereka tampak gembira.

“Enaknya mereka,” ucap Andi dalam hati. Pasti mereka bahagia dengan ayah dan ibu. Pagi bertemu, malam bersama lagi. Bisa cerita ke ibu kalau nggak sreg sama ayah. Dan, bisa curhat sama ayah kalau nggak cocok sama ibu. Ah, mungkin di antara mereka ada yang minggu kemarin pergi berjalan-jalan sama ayah dan ibu. Puas rasanya menatap wajah ayah, senyumnya, dan mungkin marahnya.

Lebih setahun Andi berpikir tentang itu. Selama itu pula, pertemuannya dengan ayah tercinta bisa dihitung dengan jari. Andi bangun, ayah sudah pergi. Andi tidur, ayah masih di luar. Hampir tiap hari. Termasuk Minggu. Saat-saat yang bisa membuat puas hati Andi cuma satu: ketika ayah sakit. Saat itulah, ia bisa puas menatap wajah ayah. Membelai tangan ayah. Memegang jemarinya yang tampak kurus. Sayangnya, ayah tak bicara banyak. Kecuali, batuk kecil atau mendengkur. “Ayah butuh istirahat, Andi!” tegur ibu suatu kali.
Itulah kesempatan yang sangat berharga buat Andi. Bahkan, ia berharap kalau ayahnya sering sakit.

Kebingungan Andi kerap menggiringnya pada sebuah pertanyaan sederhana: apa yang dicari ayah. Lebih pentingkah sesuatu yang ayah cari itu sehingga tak lagi perlu menemuinya, menyapanya, atau menegurnya. Ingin rasanya ia bercerita soal mobil mainannya yang rusak ke ayah. Ingin sekali ia duduk di pundak ayah, seperti anak-anak lain yang pernah ia lihat. Seperti Dede, Budi, Jejen, Dodi.

Mungkin, orang-orang akan takjub kalau tak sekali pun ayah Andi memarahi atau bertindak kasar terhadap anaknya. Tapi bagi Andi, itu sudah kemestian. Gimana mau memarahi, ketemu saja hampir tak pernah. Protes Andi suatu kali.

Andi tampak serius menatap buku raport yang baru diambil ibunya. Dibukanya raport itu perlahan. Mulutnya tampak mengeja sesuatu. Sejenak, ia pun akhirnya mengangguk pelan. “Ah, ini ya nama ayahku!..........

BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

MENCARI RIDHO ALLAH DALAM BERSAHABAT

MENCARI RIDHO ALLAH DALAM BERSAHABAT

Alhamdulillah… Allah SWT Yang Maha Pengasih telah menghiasi agama yang agung ini dengan kasih sayang antara sesama mukmin. Dengan kasih sayang tersebut mereka bersatu.

Dengan kasih sayang itu mereka berlomba untuk meraih ridho-Nya dengan meneladani Kekasih-Nya Muhammad SAW. Nabi pembimbing ummat, pembawa rahmat, pemberi syafaat di hari kiamat, yang telah diutus untuk menyempurnakan ahlaq yang mulia, dan dipuji dengan firmannya:

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (4)[القلم:4]

Ketahuilah wahai saudaraku ... !
Bahwa dalam pergaulan sehari-hari, tidaklah mudah bagi seseorang untuk bergaul dengan siapa saja. Oleh karena itu sering kali kita dapati seseorang yang salah dalam bergaul sehingga mengakibatkan kerugian yang amat sangat fatal bagi dirinya sendiri. Tidak juga mudah bagi seseorang untuk mendapatkan kerela'an orang lain, hingga dapat hidup bersama mereka dengan penuh kasih sayang. Tidaklah mudah untuk mendapatkan keridha'an Allah SWT dalam bergaul dengan sesama. Oleh sebab itu, bagaimanakah supaya pergaulan kita dengan orang lain tidak salah, bagaimanakah agar mendapatkan kerela'an orang lain dalam bergaul, dan bagaimanakah dalam bergaul itu sendiri dapat mencapai Ridha Allah SWT?. Sebagaimana kita tahu, Allah SWT telah menciptakan kasih sayang dan diantara sesama muslim, maka dari itu Rasulullah SAW bersabda:

(مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم كمثل الجسد، إذا اشتكى منه عضو تداعى سائره بالحمى والسهر).رواه مسلم

"Perumpama'an orang-orang mukmin dalam saling mengasihi dan menyayangi adalah bagaikan satu tubuh, jika salah satunya merasa sakit maka seluruh tubuh (merasakan sakit) menjadi demam dan tidak bisa tidur'' . HR. Muslim .

(المؤمن للمؤمن كالبنيان المرصوص يشد بعضه بعضاً).متفق عليه

"Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan bangunan yang kokoh, saling menguatkan yang satu dengan yang lainnya". HR Bukhari Muslim

Kedua Hadist diatas telah menggambarkan kepada kita begitu penting dan indahnya pergaulan sesama muslim, karena dalam pergaulan tersebut dihiasi dengan kasih sayang, keakraban antara satu dengan yang lainnya. Sesungguhnya rasa kasih sayang diantara sesama muslim ini tumbuh dari akhlak yang baik, dengan akhlak yang baik rasa kasih sayang akan tumbuh secara tersendiri di hati setiap muslim. Tanpa akhlak yang baik orang-orang muslim akan terpecah belah dan rasa kasih sayang diantara mereka akan sirna, sehingga pergaulanpun tidak berjalan sesuai dengan syari'at islam dan tidak mendapatkan ridha Allah SWT.

Dalam syari'at islam, pergaulan mempunyai cara atau trik-trik tertentu. Tentunya trik-trik tersebut diambil dari Rasulullah SAW yang telah menjelaskan kepada kita secara gamblang syari'at islam yang datang dari Allah SWT. Dalam syari'at ini telah dijelaskan secara panjang lebar bagaimana cara bergaul dengan orang lain dalam jenis yang berbeda. baik tua atau muda, kecil atau sebaya. Baik bodoh atau pintar dan lain sebagainya. Para Ulama' shalehlah yang telah mempraktekan trik-trik tersebut. Sehingga jika kita menginginkan trik-trik tersebut, kita tinggal mencontoh mereka.

Trik-trik berteman atau bergaul tersebut dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah bagaimana kita memilih teman bergaul, sedangkan bagian kedua adalah adab bergaul. Dengan kedua bagian ini insya Allah dalam pergaulan kita dengan orang lain, akan mendapatkan kerela'an orang serta mendapatkan ridha Allah SWT.

Cara memilih teman.

Sahabat yang mulia akan membawa temannya menuju keberhasilan di dunia serta keselamatan di akherat, sedangkan sahabat yang berakhlak jelek serta pembawa fitnah dia adalah pembawa celaka bagi temannya. Betapa banyak orang menggigit jarinya sebagai penyesalan atas pergaulan mereka yang salah, karena mereka telah meletakkan persahabatan itu dipinggir api yang berkobar, sehingga diapun terbakar oleh api tersebut. Allah SWT berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27) يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

(29)[الفرقان:27-29]

"Dan Ingatlah pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit kedua jarinya (menyesali perbuatannya) seraya berkata: "Wahai,sekiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul (27), Wahai, celaka aku sekiranya dulu aku tidak mengambil si fulan itu teman akrab(ku) (28). Sungguh dia telah menyesatkan aku dari peringatan Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang padaku, dan syetan memang penghianat manusia (29)." (Alfurqaan:27-29).

Tabiat seseorang diambil dari tabiat orang lain, betapa cepatnya orang berjalan menuju arah yang dilewati temannya. Telah terbukti bahwa pengaruh teman yang berakhlak buruk lebih berpengaruh daripada teman yang berakhlak baik. Sering kita lihat menularnya penyakit merokok dari orang pecandu rokok kepada orang yang tidak pernah merokok, dan jarang sekali kita lihat orang pecandu rokok tertular oleh orang yang tidak merokok, kemudian dia sadar dan berhenti merokok.

Begitu besarnya pengaruh-pengaruh ini. untuk menjaga akhlak yang baik serta adat yang mulia, Rasulullah memerintahkan kepada kita untuk melihat dengan siapa kita bergaul supaya dalam pergaulan ini dapat memperbaiki diri kita, dapat bermanfa'at dan mengambil manfa'at dari orang lain, serta dalam pergaulan kita ini akan mendapat ridho Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

(مثل الجليس الصالح كمثل صاحب المسك إن لم يصبك منه شيء أصابك من ريحه ومثل جليس السوء كمثل صاحب الكير إن لم يصبك من سواده أصابك من دخانه)رواه أبو داود.

"Perumpama'an sahabat yang shaleh adalah seperti penjual minyak misik, jika engkau tidak mendapatkan sebagian minyak itu, engkau akan mendapatkan wanginya, sedangkan perumpama'an sahabat yang buruk adalah seperti peniup kipas tukang besi, jika engkau tidak terkena abunya, engkau akan terkena asapnya". HR Abu Dawud

Jika ini adalah keada'an teman yang kadang-kadang berkumpul dengan seseorang pada pertemuan di jalan, dalam waktu yang sangat singkat dari siang atau malam hari maka bagaimana kita dengan teman kita yang berkumpul bersama kita dalam kesenangan atau kesusahan? Maka dari itu dalam bergaul dengan orang lain, hendaklah teman itu memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Beriman.

Yaitu bergaul dengan orang yang dipercaya agama dan amanatnya baik secara lahir dan batin;

(لا تَجِدُ قَوماً يُؤمِنونَ بِاللَهِ وَاليَومِ الأَخِرِ يُوادّونَ مَن حادَّ اللَهَ وَرَسولَهُ)[المجادلة:22].

"Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya". (Qs Mujadalah:22)

Dengan bergaul dengan orang yang beriman, kita akan dapat memperkuat iman kita. Karena dalam persahabatan kita diperintahkan oleh Allah untuk saling menasehati. Dengan saling menasehati kita akan tahu kekurangan satu sama lain sehingga merekapun memperbaiki kekurangan tersebut. Dengan begitu bertambah kuatlah iman kita. Rasululla SAW juga bersabda:

لا تصاحب إلا مؤمنا ولا يأكل طعامك إلا تقيّ. راه الترمذي وأبوداود

"Janganlah bergaul kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memberi makan kecuali orang yang bertaqwa".HR.Tirmidzi dan Abu Dawud.

2. Shaleh.

Dalam pergaulan kita harus mencari orang yang shaleh yang berbudi pekerti baik. Karena orang yang berbudi pekerti baik dapat menjadikan kita baik pula. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, waktu beliau ditanya tentang sebaik-baiknya pemberian seseorang kepada orang lain? Rasulullah SAW menjawab: " Ahlak yang baik". Allah SWT jika menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka akan memberikan petunjuk kepadanya untuk bergaul dengan orang-orang sholeh yang berpegang teguh pada sunnah Nabi dan menjaganya dari berteman dengan orang-orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Rasul SAW bersabda:

المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخلله. رواه أحمد

"Seorang itu akan mengikuti agama temannya, maka hendaklah kamu melihat dengan siapa dia bersahabat ". HR Ahmad.

dikatakan juga: "Janganlah kamu bertanya tentang kepribadian seseorang kepada dia sendiri, akan tetapi bertanyalah kepada temannya, karena kepribadian orang itu dapat dilihat dari temannya. Hendaklah kita tidak bergaul dengan orang-orang yang tujuannya dunia belaka. Karena mereka akan membawa kita menuju tujuan yang fana tersebut. Sehingga menjauhkan kita dari petunjuk yang benar menuju kesesatan dunia, dan menghalangi kita untuk dapat memahami nilai akhirat serta keridhaan Allah. Dzunnun berkata kepada orang yang minta nasehat kepadanya: " Hendaklah kamu bergaul dengan orang yang menurutmu baik secara lahir, yang dengan melihatnya dapat membantumu untuk melakukan kebaikan, serta selalu mengingatkanmu untuk mengingat Tuhanmu". Rasulullah SAW juga bersabda: "diantara kebahagia'an yang ada pada seseorang adalah mempunyai saudara yang shaleh".

3. Berilmu dan bersifat dewasa (berakal).

Diantaranya adalah bergaul dengan orang-orang yang pandai, berilmu, bersikap dewasa dalam menghadapi sesuatu dan pandai menggunakan akalnya. Atau bergaul dengan orang yang faqih (pintar dalam ilmu fiqih dan mempraktekannya) serta sabar dan murah hati. Dzunnun Al-mishri mengatakan: "Tiada anugrah yang lebih baik yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba sebaik akal, tiada pula untaian kalung yang lebih bagus yang dikalungkan oleh Allah SWT kepada seorang hamba seindah ilmu, tiada pula perhiasan yang lebih indah yang Allah hiaskan kepada seorang hamba seindah kemurahan hati. Dan yang paling sempurna diantara semuanya adalah Taqwa".

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan bahwa Pergaulan dengan orang-orang yang lebih tua hendaklah dilakukan dengan menghormati dan memberikan bantuan, seperti dengan membantu meringankan beban yang mereka pikul atau membantu pekerja'an mereka. Sedangkan bagi sesama teman hendaklah pergaulan dilakukan dengan saling menasehati, berkorban satu sama lain, serta saling membantu dalam kebaikan dan tidak dalam perbuatan dosa. Sedangkan dengan murid dan orang-orang yang lebih muda hendaklah pergaulan dilakukan dengan memberi nasehat dan menunjukkan pada kebaikan, mengajarkan tata krama serta mengarahkan mereka menuju pengetahuan, adab sunnah nabawiyah, dan hukum-hukum rohaniyah. serta mengajarkan mereka untuk berhias dengan akhlak yang baik.

Adab Bergaul

Dalam bergaul ada sikap-sikap tertentu yang harus kita laksanakan sehingga dalam bergaul kita akan mendapatkan ridha Allah SWT. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ikhlas karena Allah semata

إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرء ما نوى.رواه البخاري

"Sesungguhnya amalan seseorang itu tergantung niatnya". HR.Bukhari

Dalam bergaul kita harus berniat dihati kita bahwa pergaulannya ini atau persahabatannya ini adalah karena Allah SWT semata, tidak karena hal-hal yang berhubungan dengan dunia, misalnya saja bergaul dengan seseorang karena dia anak orang kaya dan mengharapkan darinya sebuah imbalan berupa harta atau yang lainnya. Hal seperti ini bukanlah pergaulan yang ikhlas karena Allah SWT.

2. Mudah memafkan

Hendaklah dalam bergaul dengan orang kita selalu mema'afkan kelalaian saudara kita, serta tidak terlalu memperhitungkan kesalahan mereka. Fudhail bin 'Iyadh mengatakan: "Kemurahan hati adalah mema'afkan kelalaian saudaranya. Sebagian ahli hikmah mengatakan: "Orang mukmin adalah yang beriman secara tabiatnya". Ibnu Al A'rabi juga mengatakan: "Lupakanlah kesalahan saudaramu, niscaya kasih sayang antara kalian akan abadi".

3. Tidak segan untuk berterima kasih

Allah memerintahkan kita untuk bersyukur secara umum atas semua nikmat yang diberikan kepada kita, dalam sebuah hadist juga dikatakan: "Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada orang lain berarti dia tidak bersyukur kepada Allah SWT". Diantara cara Bersyukur kepada orang lain yaitu mengucapkan terimakasih jikalau seorang teman memberikan bantuan sekecil apapun. Sebagaimana Sabda Rasul SAW: "Niat seorang mukmin lebih berpengaruh dari pada amalannya". Sayyidina Ali mengatakan: "Barang siapa yang tidak mengajak saudaranya untuk memperbaiki niatnya maka tidak layak untuk mengucapkan terimakasih kepadanya atas kebaikan yang dia berikan".

4. Menjauhi sifat dengki.

Hendaknya seorang mukmin tidak mempunyai rasa dengki terhadap temannya atas nikmat yang diberikan Allah kepada mereka, akan tetapi malah selalu merasa senang dan gembira atas nikmat Allah yang ada pada mereka tersebut, kemudian memuji Allah SWT atas nikmat yang diberikan kepada saudara atau temannya sebagaimana dia memuji Allah SWT ketika dia sendiri yang diberi nikmat oleh Allah SWT. Karena Allah mencela orang-orang yang mempunyai sifat iri dan dengki sebagaimana dalam firman-Nya:

أَم يَحسُدُونَ الناسَ عَلى ما أتَاهُمُ اللَهُ مِن فَضلِهِ.[النساء :54]

"Ataukah mereka dengki kepada manusia, karena karunia Allah yang telah diberikan kepadanya?" Qs Annisa':54

5. Selalu bersifat malu

Malu adalah salah satu sifat seseorang yang kadangkala merupakan sifat yang terpuji, dan ada kalanya tidak baik. Diantara sifat malu yang dianjurkan adalah malu dalam pergaulan. karena Rasulullah SAW telah bersabda:

الإيمان بضعة وسبعون - أو وستون - باباً، أفضلها شهادة أن لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبةٌ من الإيمان. رواه مسلم

"Iman itu memiliki pintu lebih dari tujuh puluh atau enam puluh, yang paling utama adalah mengucapkan kalimat syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri di jalan, dan malu adalah sebagian dari iman
". HR Muslim.

Rasulullah SAW juga telah bersabda kepada seorang laki-laki yang berkata: " Berwasiatlah untukku?" kemudian Rasul menjawab: "Malulah kepada Allah SWT sebagaimana kamu malu kepada seorang laki-laki terhormat di daerahmu". Akan tetapi dalam hal-hal tertentu sifat malu tidak dianjurkan bagi kita, seperti malu meminta ma'af, malu menolong orang lain, malu menasehati orang lain atau malu untuk berda'wah menuju jalan Allah SWT. Hal-hal tersebut tidak dianjurkan dalam syari'at islam.

6. Menampakkan kegembira'an dan wajah yang ceria

Dengan menampakan kesenangan, kegembira'an serta wajah yang berseri-seri kepada orang lain, orang lain juga akan merasa senang melihatnya. Dengan diniati sadaqah serta menggembirakan orang lain, tentunya kita akan mendapat pahala disamping dapat mengambil hati orang lain. Rasulullah SAW bersabda: "Senyummu kepada saudaramu adalah sadaqah". Seorang teman hendaknya selalu menampakkan wajah yang berseri-seri jika bertemu dengan temannya. Tidak lupa juga berbicara dengan mereka dengan perkata'an yang halus, serta mempunyai hati yang lapang.

7. Menghindari prasangka buruk.

Prasangka buruk merupakan kunci perpecahan diantara dua orang. Dengan menghindari prasangka buruk terhadap teman kita pergaulan akan tetap utuh. Hendaklah kita menafsirkan perkata'an teman kita dengan penafsiran yang paling baik, jika kita menemukan perkata'an atau sikap teman kita yang tidak sesuai dengan hati kita. Kecuali jika kita yakin bahwa teman kita melakukan hal kejelekan, maka hendaklah kita menasehati mereka dengan cara yang baik. Said bin musayyib mengatakan; "Sebagian dari sahabat-sahabatku berwasiat kepadaku agar menafsirkan perilaku saudara-saudaraku dengan penafsiran yang paling baik selama aku tidak yakin bahwa dia berbuat kejelekan".

8. Menghargai pendapat orang lain.

Diantara trik bergaul yaitu mengurangi perselisihan, dan selalu menghargai pendapat serta perkata'an mereka dalam hal apapun, selama tidak bertentangan dengan Syari'at Islam. Abu Utsman mengatakan: "Menerima pendapat teman lebih baik dari pada memperselisihkannya".

9. Bersikap Tawadhu'

Agar persahabatan tetap terjalin hendaklah kita dalam bergaul saling bersikap tawadhu' dan rendah hati antara satu dengan yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan wahyu kepadaku untuk bersikap Tawadhu' agar tiada seseorang yang sombong terhadap yang lainnya". Al-Mubarrid juga mengatakan: "Diantara nikmat yang pemiliknya tidak akan dihasud yaitu tawadhu', sedangkan bala'(celaka) yang pemiliknya tidak akan dikasihi adalah sifat ujub".

Diantara hal yang menjadikan pergaulan indah adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Al-Hasan Al Warraq setelah dia bertanya kepada Abu Utsman tentang persahabatan kemudian menjawab: "Pergaulan jika dengan Allah berarti dengan Adab, dengan Rasulullah berarti dengan senantiasa mencari ilmu dan melaksanakan sunah-sunahnya, dengan Auliya' berarti dengan menghormati serta berhidmat kepada mereka, dengan saudara sesama berarti dengan memberikan kabar gembira dan menunjukan keriangan bersama mereka, serta menghindari perselisihan dengan mereka selama tidak keluar dari syari'at atau mencela kehormatan seseorang. Allah SWT telah Berfirman:

خُدِ العَفوَ وَأَمرُ بِالعُرفِ. [الأعراف:199]

"Jadilah orang pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf". Qs Al A'raf : 199.

Sedangkan bergaul dengan orang bodoh maka dengan cara melihat mereka dengan kasih sayang, serta dengan melihat nikmat Allah SWT yang ada padamu yang tidak menjadikanmu seperti mereka, serta berdo'alah semoga Allah membebaskanmu dari kebodohan".

10. Menyimpan rahasia

Jika kita diberitahu suatu rahasia oleh teman kita, sesungguhnya kita telah diembani sebuah amanat olehnya. Maka hendaklah kita memegang amanat tersebut. Rasulullah SAW bersabda: "Agar terpenuhi keinginan-keinginanmu, mintalah pertolongan dengan menyimpan keinginan atau kebutuhan tersebut, karena dalam setiap nikmat pasti ada yang menghasutnya". Sebagian orang-orang bijak mengatakan: "Hatinya orang-orang merdeka adalah kuburan rahasia-rahasia".

Dikatakan: bahwa ada seorang yang membocorkan rahasia orang lain kepada temannya, ketika selesai bercerita dia bertanya: apakah kamu sudah mengerti dan ingat apa yang aku katakan? Kemudian temannya itu menjawab: "Tidak, aku tidak paham bahkan aku telah lupa".Sebagian Ulama mengatakan:Dermawan bukanlah orang yang ketika temannya dalam keada'an lalai, Kemudian menyebarkan rahasia-rahasia yang telah dia ketahui. Sesungguhnya dermawan adalah orang yang persahabatannya tetap utuh, Serta menjaga rahasianya baik dalam keada'an damai atau berselisih.

Dalam bergaul janganlah harta benda yang ingin didapatkan. Akan tetapi bergaul hendaklah bertujuan mulia, yaitu mencari Ridha Allah SWT. Ridha Allah tidak didapatkan begitu saja. akan tetapi hendaklah pergaulan itu sesuai dengan syari'ah yang di ajarkan serta dicontohkan Rasulullah SAW disertai niat yang tulus. Dengan demikian insyaAllah pergaulan akan menjadi indah dan berharga, akan membawa keberutungan baik di dunia ataupun di akherat. Keuntungan di dunia dengan disenangi orang banyak, sedangkan keuntungan di akherat dengan mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah SWT dalam sabda Rasulullah SAW : "Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah, di hari tiada naungan selain naungan Allah SWT (yaitu hari kiamat)", kemudian Rasulullah SAW menyebutkan diantaranya: "Dua sahabat yang saling mencintai karena Allah SWT". Semoga kita tergolong orang yang mendapatkan naungan tersebut. Amiin yaa Rabbal a'lamiin.


BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

MAKNA IDUL ADHA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA IDUL ADHA DALAM KEHIDUPAN


"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan sembelihlah hewan . Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus".

Pemberian ni’mat oleh Allah kepada manusia tak terhingga. Anak isteri dan harta kekayaan adalah sebagian ni’mat dari Allah. Kesehatan dan kesempatan juga ni’mat yang sangat penting. Manusia juga diberi ni’mat pangkat kedudukan jabatan dan kekuasaan. Segala yang dimiliki manusia adl ni’mat dari Allah baik berupa materi maupun non materi. Namun bersanmaan itu pula semua ni’mat tersebut sekaligus menjadi cobaan atau ujian fitnah atau bala? bagi manusia dalam kehidupannya.

Allah berfirman
‘Dan ketahuilah bahwasanya harta kekayaanmu dan anak-nakmu adl fitnah . Dan sesungguhnya Allah mempunyai pahala yang besar’.

Meskipun Allah memberikan ni’mat-Nya yang tak terhingga kepada manusia tetapi dalam kenyataan Allah melebihkan apa yang diberikan kepada seseorang daripada yang lain. Sehingga ada yang kaya raya cukup kaya miskin bahkan ada yang menjadi seorang papa gelandangan berteduh di kolong langit. Demikian juga ada yang menjadi penguasa ada yang rakyat jelata. Ada pimpinan/ kepala dan ada bawahan / anak buah. Ini semua juga dalam rangka cobaan bagi siapa yang benar-benar mukmin dan siapa yang hanya mukmin di bibir saja.

Salah satu bukti bahwa seorang mukmin telah lulus cobaan dalam ni’mat harta kekayaan adalah ia dengan ikhlas mengunakannya untuk ibadah haji. Sehingga bagi orang demikian akan memperoleh haji yang mabrur. Sedang haji mabrur pahalanya hanyalah surga sebagaimana sabda Nabi SAW, "Orang yang dapat mencapai haji yang mabrur tiada pahala yang pantas baginya selain surga". .

Betapa gembira dan bahagianya orang kaya yang dapat mencapai haji mabrur demikian. Belum lagi jika ia sempat salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi maka tiada terkira lagi pahalanya. Namun ini konteksnya adalah orang yang kaya. Sedang orang yang tidak mampu / miskin tidak perlu berkecil hati. Bagi kita yang tidak mampu maka konteksnya terkandung dalam hadis Nabi SAW berikut “Hajinya orang yang tidak mampu adalah berpuasa pada hari Arafah .”

Itulah maka sangat disayangkan bila di antara kita ada yang menyia-siakan kesempatan dari Allah yakni tidak mau berpuasa pada tanggal 9 Zul Hijjah yang disebut puasa Arafah itu.

Cobaan tentang harta kekayaan juga berkaitan dengan pelaksanaan ibadah udhiyah yakni menyembelih hewan yang terkenal dengan hewan qurban di hari raya. Karena pada hari ini Allah mensyariatkan untuk ber-udhiyah {menyembelih hewan} maka hari raya ini disebut dengan hari raya Adha wa biha sumiya yaumal-adha. Demikian juga penjelasan Rasulullah SAW “Hari raya fitrah adalah pada hari manusia berbuka menyudahi puasa Ramadan. Sedangkan hari raya Adha adalah pada hari manusia ber-udhiyah ”.

Maka salah satu bukti lagi bahwa seseorang lulus dari cobaan harta adalah ia dengan ikhlas mau mengunakannya untuk ber-udhiyah baik itu berupa sapi kerbau maupun kambing. Ini tergantung pada kemampuan masing-masing. Seekor kambing boleh digunakan untuk satu orang beserta keluarga seisi rumahnya. Sedang sapi / kerbau boleh untuk tujuh orang beserta keluarga seisi rumah mereka masing-masing. Daging sembelihan ini termasuk syiar agama yakni untuk dimakan menjamu tamu diberikan kepada yang meminta atau yang tidak meminta {orang mampu}. Daging ini juga boleh disimpan untuk dimakan hingga hari tasyrik . Allah berfirman “Makanlah sebagiannya dan untuk memberi makan orang yang tidak meminta dan orang yang meminta”. {QS. Al-Hajj 36}.
Sementara Nabi bersabda, “Makanlah untuk memberi makan dan simpanlah !”

Sementara itu cobaan besar terhadap sesuatu yang dimiliki manusia pernah dialami Abul Anbiya? Khalilurrahman Ibrahim AS. Beliau telah lulus ujian atau cobaan dari Allah. Hal ini didokumentasikan dalam Al-Qur’an, “Dan ketika Ibrahim diberi cabaan oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat lalu Ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah berfirman ?Sesungguhnya Aku menjadikan kamu hai Ibrahim Imam semua manusia ... “

Kelulusan Ibrahim tidak hanya dalam melaksanakan perintah Allah tetapi juga dalam kebijaksanaannya menyampaikan perintah itu kepada anaknya yang sangat dicintainya. Beliau tidak langsung mengambilnya tiba-tiba dan tidak pula mencari kelengahan atau dengan taktik menculik teror dan intimidasi. Meskipun Ibrahim memiliki massa yang banyak tetapi beliau tidak menggunakan massa agar anaknya bertekuk lutut di hadapannya. Perintah Allah disampaikannya dengan transparan penuh argumentasi Ilahiah.

Sedangkan Ismail anak yang patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban yang memancarkan keimanan tawaddu' dan tawakkal kepada Allah bukan untuk menonjolkan kepahlawanan atau kegagahan mencari popularitas. Ia tidak melakukan unjuk rasa yang konfrontatif tanpa mengindahkan akhlakul karimah atau dengan kekerasan untuk memprotes kehendak bapaknya.

Sungguh dua tokoh bapak dan anak ini merupakan uswah hasanah bagi umat manusia. Bahkan syariat Nabi Muhammad SAW merupakan syariat yang dulunya telah diwahyukan Allah kepada Ibrahim . Maka kita menyembelih hewan qurban di hari ‘Idul Adha ini termasuk meneladani sunnah Ibrahim sebagaimana sabda Nabi SAW, 'Sunnatu abikum Ibrahim.’ .

‘Idul Adha memiliki makna yang penting dalam kehidupan. Makna ini perlu kita renungkan dalam-dalam dan selalu kita kaji ulang agar kita lulus dari berbagai cobaan Allah. Makna ‘Idul Adha tersebut

Menyadari kembali bahwa makhluk yang namanya manusia ini adalah kecil belaka betapapun berbagai kebesaran disandangnya. Inilah makna kita mengumandangkan takbir Allahu akbar !

Menyadari kembali bahwa tiada yang boleh di-Tuhankan selain Allah. Menuhankan selain Allah bukanlah semata-mata menyembah berhala seperti di zaman jahiliah. Di zaman globalisasi ini orang dapat menuhankan tokoh lebih-lebih lagi si Tokoh itu sempat menjadi pucuk pimpinan partainya menjadi presiden/wakil presiden atau ketua lembaga perwakilan rakyat. Orang sekarang juga cenderung menuhankan politik dan ekonomi. Politik adalah segala-galanya dan ekonomi adl tujuan hidupnya yang sejati. Bahkan HAM menjadi acuan utama segala gerak kehidupan sementara HAT diabaikan. Inilah makna kita kumandangkan kalimah tauhid La ilaha illallah !

Menyadari kembali bahwa pada hakikatnya yang memiliki puja dan puji itu hanyalah Allah. Maka alangkah celakanya orang yang gila puja dan puji sehingga kepalanya cepat membesar dadanya melebar dan hidungnya bengah bila dipuji orang lain. Namun segera naik pitam wajah merah dan jantung berdetak melambung bila ada orang yang mencela mengkritik dan mengoreksinya. Inilah makna kita kumandangkan tahmid Wa lillahil-hamd !

Menyadari kembali bahwa manusia ini ibarat sedang melancong atau bepergian yang suatu saat rindu untuk pulang ke tempat tinggal asal yakni tempat yang mula-mula dibangun rumah ibadah bagi manusia Ka’bah Baitullah. Inilah salah satu makna bagi yang istita’ah tidak menunda-nunda lagi berhaji ke Baitullah. Di sini pula manusia disadarkan kembali bahwa pada hakikatnya manusia itu satu keluarga dalam ikatan satu keimanan. Siapa pun dia dari bangsa apapun adalah saudara bila ia mukmin atau muslim. Tetapi bila seseorang itu kafir adl bukan saudara kita meskipun dia lahir dari rahim ibu yang sama. Maka orang yang pulang dari haji hendaknya menjadi uswah hasanah bagi warga sekitarnya tidak membesar-besarkan perbedaan yang dimiliki sesama muslim terutama dalam hal yang disebut furu’iyah.

Menyadari kembali bahwa segala ni’mat yang diberikan Allah pada hakikatnaya adalah sebagai cobaan atau ujian. Apabila ni’mat itu diminta kembali oleh yang memberi maka manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Hari ini jadi konglomerat esok bisa jadi melarat dengan hutang bertumpuk jadi karat. Sekarang berkuasa lusa bisa jadi hina tersia-sia oleh massa. Kemarin jadi kepala kantor dengan mobil Timor entah kapan mungkin bisa jadi bahan humor karena naik sepeda bocor. Sedang ni’mat yang berupa harta hendaknya kita ikhlas untuk berinfaq di jalan Allah seperti untuk ber-udhiyah .

Percayalah dalam hal harta apabila kita ikhlas di jalan Allah niscaya Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda. Tetapi jika kita justru kikir pelit tamak bahkan rakus tunggulah kekurangan kemiskinan dan kegelisahan hati selalu menghimpitnya.

Akhirnya semoga ‘Idul Adha dengan berbagai ibadah yang kita laksanakan sekarang ini dapat membangunkan kembali tidur kita . Kemudian kita berihtiar lagi sekuat tenaga untuk memperbanyak amal saleh sebagai pelebur amal-amal buruk selama ini. Amin !

BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

MENANTU BARU

MENANTU BARU


Enaknya jadi menantu baru. Semuanya jadi serba baru. Anggota keluarga baru, suasana rumah baru, perabot baru. Dan satu lagi yang tergolong rezeki nomplok, pelajaran, perhatian dan kasih sayang dari orang tua baru.

Itulah yang dirasakan Sri. Seminggu sudah masa lajangnya berlalu. Kenikmatan yang Sri terima dari Allah kian membesar. Sudah dapat suami saleh, dapat mertua penyayang. Wah, benar-benar berkah.
Selama seminggu itu, Sri seperti jadi ratu. Semuanya serba dilayani. Mulai dari cuci pakaian, masak, beres-beres rumah, hingga urusan kebersihan kamar Sri sendiri. Semuanya diurus ibu mertua.

Sebenarnya, pembantu di rumah mertua Sri cuma satu. Usianya pun sudah setengah baya. Tapi, karena tekanan dari ibu mertua, si pembantu jadi serba luar biasa. Kerjanya cekatan, tekun, teliti, dan serba bisa. Sebentar-sebentar terdengar teriakan ibu mertua, “Yem, mejanye bedebu, nih. Ubinnye udah dipel belom. Makanan buat Sri udah disiapin belom?”

Betawi. Yah, itulah jodoh Sri. Gadis asli Solo ini dianugerahi Allah jodoh pemuda asli Betawi. Tulen. Walau arsitektur rumah berserta perabotnya sudah moderen, suasana kampung Betawi masih sangat terasa. Semua anggota keluarga berinteraksi satu sama lain layaknya lenong Betawi. Dialognya, egaliternya, perilakunya, kepolosannya, hingga sebutan benda-benda di sekitar rumah. Suatu hal yang super baru buat Sri.

Pasalnya, Sri memang sama sekali belum bergaul dengan dunia Betawi. Dari bayi hingga sudah punya cita-cita ingin punya bayi, dunianya murni Solo. Lembut, santun, ramah, dan serba halus. Suatu hal yang hampir bertolak belakang dengan Betawi. Kadang, Sri senyum-senyum sendiri. “Subhanallah. Mungkin Allah mau mengajarkan saya soal persaudaraan Islam,” ucap Sri dalam hati.

Waktu di Solo, ada teman Sri yang cerita soal orang Betawi. “Aduh, Sri. Kamu harus sabar, lho! Orang Betawi itu kasar!” ucap sang teman ketika tahu calon suami Sri. Dan, itu memang terlihat pada sekilas sosok sang calon. Padahal, calon suami Sri kuliah di Solo. Bertahun-tahun tinggal di Solo, pembawaan tetap asli Betawi. Itu terlihat ketika awal proses pernikahan. Sri sempat kaget dengan ucapan sang calon. “Gimana, Sri mau nerima saya nggak jadi suami?” suara calon suami Sri enteng. Kontan saja, Sri jadi deg-degan. Mau jawab apa.

Ketika proses lamaran calon mertua pun, Sri sempat dibikin kaget. Waktu itu, calon mertua Sri berkunjung ke rumah Sri di Solo. Selain melamar, mereka mau kenalan dengan Sri. Ini dipandang perlu, karena mereka kenal Sri cuma lewat foto. Itu pun cuma sebagian badan dan kepala. Terang saja, calon mertua Sri jadi sangat penasaran.

Ketika berkunjung, ternyata bukan cuma orang tua calon suami Sri saja yang ingin melihat. Hampir seluruh anggota keluarga dekat calon mau ikut melihat. Dan sepertinya, mereka sangat kompak penasaran. “Yang mane, sih calonnye. Yang mane?” ucapan itu menggaung-gaung di telinga Sri. Hampir semua yang datang berucap itu.
Ketika bapak memperkenalkan Sri ke para tamu, serempak suara-suara kembali menggaung. “Oh itu! Cakep, ye. Item manis!”

Kini, Sri mulai paham tentang Betawi. Dan Sri jadi sangat yakin kalau ucapan sang teman salah. Betawi memang terlihat seperti kasar. Tapi, itulah bentuk kejujuran, dan kesupelan mereka dalam berinteraksi. Dalam kamus Betawi, tidak ada istilah sungkan. Kalau benar, ya dibilang benar. Dan kalau salah, mereka menyatakan apa adanya. Kepada siapa pun. Walaupun terhadap orang tua sendiri. Semuanya serba to the point.

Di masa-masa penyesuaian itu, Sri belajar banyak pada suami. Mulai dari budaya, perilaku, dan juga bahasa. Sang suami mengajarkan Sri soal istilah sehari-hari. “Sri, kalau lu itu artinya kamu. Dan kalau aye artinya saya. Jangan salah, ya, Sri,” ucap suami suatu kali.

Pernah suatu kali, Sri sedang masak kue. Lagi asyik-asyiknya masak, tiba-tiba ibu mertua Sri muncul dari balik pintu dapur. “Eh, mantu lagi masak. Bikin ape, tu?” kata ibu mertua sambil menghampiri Sri.

Yang ditanya belum juga menjawab. Justru bingung. Sri bingung mesti jawab apa. Pasalnya, ia sedang masak kue bolu. Ia ingat betul dengan ucapan sang suami tentang istilah Betawi. Lu itu artinya kamu. Kalau ia sebut nama kue itu apa adanya, Sri yakin ibu mertuanya pasti tersinggung. Jadi, mesti bilang apa?

Sri jadi gugup. Keringat dingin mulai membasahi jilbabnya. Aduh, bilang apa, ya. “Tu, lu bikin kue ape?” tanya mertua sekali lagi. “Anu, Nyak. Hmmm….” Sri makin gugup. “Kue..kue…kue bol aye, Nyak!” ucap Sri hampir tak terdengar. Ibu mertua Sri tampak terbelalak. “Kue ape?” tanyanya lagi.

Pernah juga Sri dibikin shock sama ayah mertuanya. Persoalannya sebenarnya sederhana. Yaitu, soal buang angin atau kentut. Buat Sri, kentut itu sudah merupakan barang sangat tabu. Jangankan bersuara, tanpa suara saja sudah sangat memalukan. Terlebih saat berada di tengah orang banyak. Tapi, hukum itu tidak berlaku buat babe, ayah mertua Sri.

Suatu kali, ketika keluarga dekat suami ingin kenal lebih dekat dengan Sri, babe ikut bergabung. Silih berganti pembicaraan meletup-letup dari mulut yang satu ke yang lain. Dan suara tawa pun meledak. Posisi duduk para tamu pun tidak beraturan. Ada yang di bangku, di lantai, angkat kaki, dan lain-lain. Cuma babe yang bersila di atas bangku. Kadang, ucapan-ucapan humornya membuat suasana jadi akrab. Sebagai menantu yang baik, Sri duduk bersebelahan dengan babe. Sesekali, Sri menimpali kelucuan-kelucuan babe dengan senyum manis.

Tiba-tiba, di luar dugaan Sri, suara nyaring meletus dari arah bawah babe, “Tuuuut!” Spontan, wajah Sri memerah. Ia seperti menahan marah. Tapi, di luar dugaannya pula, tak satu pun para tamu yang bereaksi. Mereka seperti tidak mendengar apa-apa. Padahal, suara itu teramat nyaring. Dan obrolan pun terus bergulir lancar. Cuma Sri yang gelisah. “Aduh, kok tega babe begitu sama mantunya sendiri,” suara Sri dalam hati. Hampir saja, ia pergi ke kamar untuk menangis.

Sri kadang dibuat malu sama mertua. Pasalnya, ketika sanak keluarga suami berkunjung, selalu saja Sri dibangga-banggakan. “Nih, mantu kesayangan gue. Sekolenye tinggi. Orang pinter tuh, die!” ucap babe tanpa beban. Saat itu, wajah Sri berwarna-warni bagaikan pelangi. Malu.

Pernikahan memang mengajarkan banyak hal buat Sri. Salah satunya adalah kemampuan penyesuaian. Kalau ke keluarga saja tidak mampu adaptasi, gimana dengan orang lain. Dan untuk yang satu ini, Sri benar-benar dibuat kerja keras. Bagaimana pun juga, mereka adalah orang tua suami. Dan itu berarti orang tua Sri juga. Tanpa kurang sedikit pun.

Jadi menantu baru memang membuahkan hal baru. Selain keberkahan baru, tentu saja, tantangan baru. Dan ini berarti perjuangan baru.


BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

MAAF AKU TAK UCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN PADAMU

MAAF AKU TAK UCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN PADAMU

Ada yg lebih baik daripada ucapan "happy b'day or wish U all the best" atau mengucapkan SELAMAT HARI ULANG TAHUN atau agak "islami" dikit MET MILAD ??

Kita menganggap diantara bentuk kebaikan/perhatian yg kita ungkapkan kepada orang lain adalahmemberinya ucapan selamat di hari ulang tahunnya.

Sebagai seorang muslim sebaiknya kita tinggalkan, kebiasaan ini,karena mengucapkan "selamat ulang tahun (dan sejenisnya)" bukanlah tradisi islam.

Dan hari raya di dalam Islam hanyalah dua: yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun selain keduanya dari berbagai perayaan apakah yang berhubungan dengan seseorang, sekelompok orang, atau satu kejadian, atau dengan makna apa saja, maka itu merupakan perayaan-perayaan yang baru dalam agama, Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:

dalam hadits riwayat Anas bin Malik radhiallahu 'anhu :Nabi shallallahu alaihi wasallam datang ke Madinah dan ketika itu penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bisa bersenang-senang di dalamnya pada masajahiliyyah, maka beliau bersabda : "Aku datang pada kalian dalam keadaan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bersenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari tersebut dengan yang lebih baik yaitu hari Nahr (Iedul Adha) dan Iedul Fitri."(HR Ahmad, Abu Daud, Nasa'i dan Baghawi)

tidak boleh bagi Kaum Muslimin melakukannya, menyetujuinya, dan menampakkan kegembiraan dengannya, atau membantunya dengan sesuatu.Sebab hal tersebut termasuk ke dalam sikap melanggar batasan-batasan Allah, dan barangsiapa yang melanggar batasan-batasan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka sungguh dia telah menzhalimi dirinya sendiri. Apabila perayaan yang diada-adakan tersebut berasal dari perayaan orang-orang kafir, maka ini berarti dosa di atas dosa, sebab menyerupai mereka, dan itu merupakan bentuk loyalitasnya kepada mereka. Dan sungguh Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah melarang Kaum Mukminin menyerupai mereka dan bersikap loyal kepada mereka dalam kitab-Nya yang agung. Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:

من تشبه بقوم فهو منهم

" Barangsiapa yang menyerupai satu kaum,maka dia termasuk mereka ".(HR.Abu Dawud dari Abdullah bin Umar)

Islam hadir dengan solusi mu'amalah (interaksi sosial) yang jauh lebih baik...yakni...do'a.Ya, mendoakan kebaikan bagi kawan atau siapapun orang yang kita sayangi,sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.

Namun, JANGANLAH kita mendoakan orang lain HANYA pada saat di hari ultahnya sajaatau jangan kita mengkhususkan hari tersebut.Hendaknya kita mendoakan orang lain kapan saja.

Nah...kali ini akan saya coba angkat sebuah tuntunan agung dalam mendoakan orang lain...

Al-Imam Muslim rohimahulloh meletakkan beberapa hadits dalam kitab Shohih-nya,yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi'i rohimahulloh :"Keutamaan doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka."

Rosululloh shollallohu 'alayhi wa sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyahUmmud Darda'rodhiyallohu 'anha :

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌعِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Alloh. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): "Ya Alloh, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya." (HR. Muslim)

Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh menjelaskan hadits diatas dalam kitabnya, Al-Minhaj, dengan mengatakan : "Makna بظهر الغيب adalah tanpa kehadiran orang yang didoakan di hadapannya dan tanpa sepengetahuannya. Amalan yang seperti ini benar-benar menunjukkan di dalam keikhlasannya.Dan dahulu sebagian para salaf jika menginginkan suatu doa bagi dirinya sendiri, maka iapun akan berdoa dengan doa tersebut bagi saudaranya sesama muslim dikarenakan amalan tersebut sangat dikabulkan dan ia akan mendapatkan balasan yang semisalnya."

Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh menjelaskan : "Bahwasanya jika seseorang mendoakan saudaranya (sesama muslim) dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya di hadapannya. Seorang malaikat berkata, 'Amin (Ya Alloh, kabulkanlah), dan bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.' Maka malaikat akan mengaminkan atas doamu jika engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan dan kehadirannya."
======================================================

Subhanalloh...Demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah...ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut...maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita...ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.

Ya Ayyuhal ikhwah
Telah berlalu beberapa "birthday reminder" kalian di facebook saya...Di suatu bulan muncul pula "birthday reminder" saya di facebook kalian...atau kalian ingat ulang tahun anggota keluarga saya, seperti anak-anak saya.

Namun kali ini indahnya persahabatan kita...tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun...akan tetapi yang jauh lebih penting dari hal itu adalah...siapa yang paling tulus mendoakan...semoga Alloh memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk berdoa...

Mungkin saya tidak selalu ada saat kalian bahagia...Dan saya pun sering tidak ada saat kalian berduka...Namun ketidakhadiran itu tidaklah berarti ketidakpedulian...Yakinlah kawan...insya Alloh, doa saya bersama kalian...
Kemudian...
Saya tidaklah sebaik 'Umar ibn Khoththob...bahkan sangat jauh...Namun, saya harap bisa mempunyai kawan yang mewariskan keutamaan Uwais Al-Qorni...
Ya...Uwais Al-Qorni...seorang yg tidak terkenal di dunia...Tetapi...namanya, suaranya, doanya sangat dikenal oleh penduduk langit sana...

Ya Ayyuhal ikhwah
Doakan saya...
Semoga malaikat-Nya mendoakan kalian juga...Dan semoga Alloh 'Azza wa Jalla...mengabulkan doa kita semua

BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT..
Read More→

UKHTY

==UKHTY==
Ukhti… simaklah!!!
Sebuah kisah yang mungkin banyak yang pernah mengalaminya,….

"Mulanya hanyalah perkenalan dan percakapan lewat chating, via sms & telepon. Seiring waktu berkembanglah pembicaraan sampai pada kisah cinta dan seluk-beluknya. Dia pun kemudian mengungkapkan cintanya dan berjanji akan meminang saya. Dia meminta agar bisa melihat wajah saya, terang saya menolaknya. Dia mengancam akan memutuskan hubungan. Akupun menyerah. Kukirimkan fotoku… dengan harapan dia akan meminangku secepatnya, karena aku berharap dia akan menjadi imam dalam kehidupan kelak. Sampai akhirnya dia meminta untuk berjumpa dan jalan berdua dengannya. Aku menolak dengan keras. Tapi …Akhirnya akupun keluar pergi bersamanya dengan tekad agar bisa pulang segera secepatnya. Ya, akupun pulang akan tetapi dengan mambawa aib dan kehinaan. Ku katakan padanya: Nikahilah aku! Sungguh ini adalah aib bagiku. Maka dia menjawab dengan segenap penghinaan, ejekan dan mentertawakan: "Sesungguhnya aku tidak akan menikahi wanita pezina."

Ukhti…., jika engkau memang memiliki akal untuk berfikir maka dengarkanlah nasehat berikut ini:
Janganlah engkau percayai seorang ikhwan ketika dia mulai menampakkan kejujuran dan keikhlasannya dan menyatakan sangat menghargai dan menjunjung tinggi kehormatanmu tapi dia mengkhianati keluargamu dengan meneleponmu dan mengajakmu jalan bersama. Jangan kamu percayai dia ketika dia mulai menyatakan cinta dan berlemah lembut dalam pembicaraannya. Sungguh dia melakukan semua itu dengan tujuan-tujuan busuknya yang tampak jelas bagi orang yang berakal. Akankah dia benar-benar menjunjung tinggi kehormatanmu sementara dia mengajakmu berjumpa dan jalan bersama padahal engkau belum halal baginya?

Ketahuilah bahwa cinta yang hakiki adalah setelah menikah. Adapun selain itu, umumnya adalah cinta yang penuh kepalsuan. Cinta yang dibangun di atas dusta dan kebohongan, semata-mata untuk bersenang-senang memuaskan hawa nafsu yang tak lama kemudian akan tampaklah kenyataan yang sesungguhnya. Berapa banyak keluarga yang hancur berantakan padahal mereka telah berpacaran sebelum akad pernikahan dan berjanji akan setia berkasih sayang sepanjang jaman? Bahkan berapa banyak pula pasangan yang berantakan sebelum sampai pada pelaminan dibarengi hilangnya kehormatan yang dibanggakan?

Ukhti… Jauhilah bercakap-cakap tanpa keperluan di telepon karena sesungguhnya Allah merekamnya demikian juga syaithan dari jenis manusia pun merekamnya. Mereka para petualang cinta akan menggunakannya sebagai alat untuk mengintimidasi kalian agar kalian mau mendengar mereka dan mentaati mereka..

Jauhilah menonton sinetron-sinetron dan film-film yang hina, yang hanya menonjolkan kemewahan serta gemerlapnya dunia, menyajikan kisah cinta dengan akting yang justru merendahkan martabat wanita. Jauhilah semua itu karena hanya akan merusak akhlak, kehormatan, serta rasa malumu.
Hati-hatilah, janganlah engkau pamerkan auratmu dan janganlah engkau terlalu sering ke luar rumah dan ke pasar-pasar tanpa ada keperluan mendesak yang menuntut untuk itu. Sungguh hal itu hanya akan menjerumuskanmu ke dalam murka Rabbmu. Hati-hatilah engkau wahai saudariku dari teman yang jelek. Cari dan bergaullah dengan temanmu yang shalihah yang akan membimbingmu kepada keridlaan Rabbmu dan senantiasa mengingatkamu agar tidak terjatuh pada perkara yang akan mendatangkan murka Rabbmu.

Ukhti… Hati-hatilah dari segala kemaksiatan dan dosa karena hal tersebut merupakan sebab hilangnya nikmat, mendatangkan musibah, dan merupakan sebab datangnya kesengsaraan serta adzab yang membinasakan.
Persiapkanlah dirimu untuk menghadapi malaikat maut dengan banyak bertaubat dan beramal shalih, sungguh engkau tidak tahu kapan giliranmu akan tiba.

Ukhti… Setelah engkau baca nasihat di atas maka ketahuilah bahwa pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yang benar-benar ingin bertaubat. Allah berfirman: "Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas akan dirinya (berbuat dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesunggunya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar : 53)

Maka apabila engkau wahai saudariku telah tenggelam dalam suatu kemaksiatan dan dosa, segeralah bertaubat dengan taubatan nashuha sebelum pintu taubat tertutup dan sebelum tubuhmu ditimbun di dalam tanah. Dan pada saat itu tidaklah lagi berguna penyesalan.

Semoga Allah membangunkan kita dari kelalaian yang ada dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, menerima taubat kita, melindungi kita dari adzab qubur dan adzab neraka, serta memasukkan kita ke dalam surga Firdaus Al-Ala.

BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

TERIMALAH AKU APA ADANYA

TERIMALAH AKU APA ADANYA.....

Bismillahirrohmanirrohiim...

Di bawah naungan ajaran Islam, pernikahan sepasang insan suami istri menjalani hidup mereka dalam satu perasaan, menyatunya hati dan cita-cita. Namun adakalanya pernikahan harus berjalan di atas kerikil. Apalagi saat pandangan mulai berbeda, tujuan tak lagi sama. Mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga terasa tak lagi mudah. Di mata kita pasangan selalu serba salah dan penuh kekurangan.


Keluarga Samara
Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan. Karenanya Islam menganjurkan, sebab nikah merupakan gharizah insaniyah. Sebagaimana Allah berfirman,

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Ar-Ruum : 30).

Islam memberi penghargaan tinggi pada pernikahan dan Allah menyebutnya sebagai ikatan yang kuat. Dalam al-Quran surat An Nisaa : 21

“… dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”

Demikian agungnya ikatan pernikahan hingga sebanding dengan separuh agama. Begitulah, keputusan dua insan berbeda untuk menikah tentunya dengan pertimbangan matang, faham dan tahu tujuan dari pernikahan. Mengerti betul perbedaan akan disatukan dalam perkawinan. Hingga pemahaman-pemahaman dari ini diharapkan akan membawa pada keharmonisan dan kelangsungan pernikahan pada keabadian.

Pernikahan adalah bangunan yang bertiang Adam dan Hawa yang membangun kecintaan dan kerjasama, penuh mawadah, ketenteraman, pengorbanan, dan juga hubungan rohani yang mulia dan keterikatan jasad yang disyariatkan.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ruum :21).

Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang demikian sejuk. Istri ibarat tempat bernaung bagi suami setelah seharian bekerja keras. Penghiburnya di saat lelah. Suasana rumah yang penuh belas kasih hingga menumbuhkan ketenteraman. Sebaliknya suami yang baik akan memberikan timbal balik yang sama.

Suami sebagai pemimpin rumahnya dengan bantuan dan dukungan istri akan bertindak sebijaksana mungkin mengatur rumah tangganya tanpa harus bersikap otoriter. Dan jika tugas suami istri berjalan seimbang maka akan memberi ketenteraman dan kemantapan dalam hubungan suami istri. Dan anak-anak yang tumbuh dalam “lembaga” yang bersih ini akan tumbuh dengan baik. Sebab individu yang bernaung di dalamnya tahu hak dan kewajibannya sebagaimana sabda Rasulullah ,

“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas yang dipimpinnya.”

Maka tak heran kalau keluarga harmonis yang saking penuh mawadah warahmah akan mudah diwujudkan. Insyaallah.

Hak dan kewajiban suami istri

Kesan terbaik yang tertangkap dari rumah tangga Nabawi adalah terjaganya hak dan kewajiban dalam hubungan suami istri. Bahkan hak itu tetap diperoleh Khadijah dari Rasulullah meski Khadijah telah wafat hingga membuat Aisyah cemburu. Padahal Aisyah tak pernah berjumpa dengannya. Hal itu semua karena Rasulullah sering mengingat kebaikan dan jasanya.

Keharmonisan dalam rumah tangga akan dengan sendirinya terwujud jika pihak suami atau istri tahu hak dan kewajiban masing-masing. Rasa kasih dan sayang sebagai fitrah Allah di antara pasangan suami dan istri akan bertambah seiring dengan bertambahnya kebaikan pada keduanya. Sebaliknya, akan berkurang seiring menurunnya kebaikan pada keduanya. Sebab secara alami, jiwa mencintai orang yang memperlakukannya dengan berbuat baik dan memuaskan untuknya, termasuk melaksanakan hak dan kewajiban suami istri.

Suami memiliki hak yang besar atas istrinya. Di antara hak itu misalnya:

Menjaga kehormatan dan harga dirinya, mengurusi anak-anak, rumah dan hartanya saat suami tak ada di sisinya. Allah berfirman :

“….. wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka…… “ (An Nisa: 34).

Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,

“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.” (Riwayat Bukhari Muslim).

Berpenampilan menyenangkan di depan suami dan bersikap manis. Sebagaimana Rasulullah bersabda,

“Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.” (Riwayat Tabrani)

Hak lain suami adalah tidak mengizinkan istri memasukan orang yang dibenci suami, menjaga rahasia suami istri termasuk dalam urusan ranjang, berusaha menjaga kelanggengan bahtera rumah tangga, tidak meminta cerai tanpa sebab syar’i.

Dari Tsauban, Rasulullah berkata, “wanita manapun yang minta cerai kepada suami tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga”. (Riwayat Tirmidzi, Abu Daud).

Selain itu istri harus banyak bersyukur dan tidak banyak menuntut. Perintah ini sangat ditekankan Islam, bahkan ancaman Allah tak akan melihatnya pada hari kiamat kelak jika istri berbuat demikian.

“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)”

Masih banyak hak-hak suami atas istrinya. Di samping itu suami pun harus memberikan hak istrinya serta menjalankan kewajibannya. Di antaranya adalah memberi makan pada istri apabila ia makan, memberikannya pakaian, tidak memukul wajah istri, tidak menjelek-jelekkan kekurangannya, tidak meninggalkan istri melainkan di dalam rumah, memperlakukan dengan lembut dan menggaulinya dengan baik.

Selain suami memiliki kewajiban memberi nafkah lahir batin, suami berkewajiban mengajarkan ilmu agama apalagi ia memegang kepemimpinan dalam rumah tangga. Hingga ia pun wajib membekali diri dengan ilmu yang syar’i, dengan demikian ia akan mampu membawa keluarganya, istri dan anaknya dalam kebaikan. Jika ia tidak sanggup, mengajar mereka, suami harus mengajak mereka menuntut ilmu syar’i bersama ataupun menghadiri majelis-majelis ilmu. Suami pun harus memberi teladan baik dalam mengemban tanggung jawabnya dan atas apa yang dipimpinnya.


Menerima Kekurangan dan Kelebihan
Kita melihat bagaimana al-Qur’an membangkitkan pada diri masing-masing pasangan suami istri suatu perasaan bahwa masing-masing mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling menyempurnakan kekurangan.

Ibaratnya wanita laksana ranting dari laki-laki dan laki-laki adalah akar bagi wanita. Karena itu akar selalu membutuhkan ranting dan ranting selalu membutuhkan akar. Sebagaimana firman Allah dalam al-A’raf 189,
“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.”


Karena itu, pernikahan tak hanya menyatukan dua manusia berbeda tapi juga menyatukan dua perbedaan, kelebihan dan kekurangan sepasang anak manusia. Dimana masing-masing akan saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu dengan yang lain. Sementara menjadikan kelebihan masing-masing untuk merealisasikan cita-cita pernikahan sesungguhnya.
“Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (al Baqarah : 187).

Dengan memahami hal ini, kehidupan rumah tangga akan tenteram. Dan tenang berlayar, sangat mustahil ditemukan sepasang suami istri yang sempurna segala sesuatunya. Yang bisa dilakukan adalah dengan jalan saling memahami dan menghargai satu sama lain.

Menerima apa adanya kekurangan atau kelebihan pasangan. Tidak membandingkan pasangan kita dengan yang lain. Karena hal-hal seperti ini tidak akan membuat nyaman hubungan namun hanya akan menjadikan kita makin sensitif dengan segala perbedaan. Dan sekali lagi memaafkan semua kekurangan pasangan adalah lebih baik. Hargailah segala kelebihannya. Dan berterima kasihlah atas semua yang telah dikerjakan dan diberikan pasangan pada kita. Insyaallah ini akan membuat makin manisnya hubungan dengan pasangan.

Mungkin ada hal-hal yang tak kita sukai pada pasangan kita, namun bukanlah masih ada hal-hal baik yang kita sukai dan lihat ada padanya? Kita harus bijaksana menyikapi hal ini.

Kita tak perlu berpura-pura dan menutupi kekurangan kita hanya karena takut tak sempurna di hadapan si dia. Karena bisa saja justru hal ini akan menyeret kita pada hal-hal berbahaya. Moralnya saja dengan berbohong menjanjikan ini dan itu serta janji setinggi langit. Padahal kita tahu tak akan bisa memenuhinya. Jika pasangan tahu tentu ia akan marah dan jengkel hingga membuahkan pertengkaran dan hal-hal buruk lain. Bukanlah lebih baik kita selalu tampil apa adanya, karena itu tak akan membebani kita ?

Sungguh, jika si dia benar-benar mencintai kita tentu dia akan menerima kita apa adanya. Mau menerima kekurangan dan kelebihan kita. Tanpa basa-basi. Yang perlu diingat kita selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, semampu kita. Insya Allah di rumah kita.



BERBAGI ITAU INDAH SEMOGA BERMANFAAT.
Read More→

JANGAN GUNDAH.... JANGAN LALAI OLEH DUNIA

JANGAN GUNDAH.... JANGAN LALAI OLEH DUNIA


Bismillahirrahmanirrahim..

saudaraku yang dirahmati Allah ta’ala..
jangan pernah jatuh tersungkur karena suatu persoalan dunia, bangkitlah.. jadikan sejarah masa lalu sebagai pengalaman berharga.. jangan kaku hingga menjadikan mu gentar, karena sesungguhnya ia tidak datang melainkan untuk memberikan tarbiyah kepada insan.. satu detik yang lalu adalah sejarah, dan satu detik kedepan itu merupakan sebuah misteri. mari mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yang penuh dengan seribu misteri dunia..

saudaraku.. jika masa ini engkau gagal dalam imtihan, ketahuilah ada hikmah dibalik sesuatu yang dijadikan, jangan berusaha agar berhasil, akan tetapi berusahalah agar bermanfa’at.. keberhasilan ruhiyah itu adalah keberhasilan sebenarnya bukan keberhasilan pada nilai yang tertera pada kertas hasil imtihan.

saudaraku.. jangan biarkan hati buta karena dunia, jika buta mata bolehkan ada yang menolong, namun jika buta hati dari mengingat Allah ta’ala tiada siapa yang berkuasa melainkan Allah ta’ala..

sesungguhnya kekayaan dan kemewahan, kecantikan dan ke indahan, kelebihan dan keistimewaaan, kedudukan dan jabatan, kesedihan dan kedukaan, kemiskinan dan kemelaratan, kejelekan dan keburukan.. itu.. tidak lain adalah untuk menguji sebatas mana keimanan seorang hamba..

jangan pernah berkata :”sungguh kesabaranku telah habis”. karena jika habis bukanlah merupakan kesabaran melainkan menahan diri.. seandainya Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam

menghabiskan keshabaran dalam berda’wah sungguh kita tidak akan merasakan kemanisan iman.


jangan mengatakan :”aku bukanlah seorang Rasullullah”, atau “aku bukanlah para shahabat sehingga tidak bisa dijadikan bandingan”. saudaraku.. tiada akhlaq yang mulia selain akhlaqnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, para shahabat telah mengikutinya sehingga tangguh, lalu bagaimana dengan kita?, apakah tidak terbersit dalam jiwa untuk mengikuti jejak mereka?, lalu jejak siapakah yang ingin di ikuti..

saudaraku..jika seandainya imam al-bukhari, imam muslim, seorang imam an-nawawi tidak menyibukkan diri dengan ilmu.. bagaimana bisa kita dapat mencicipi ilmu mereka..

ilmu dahulu keberkatan tinggi sukar didapat murah harganya, ilmu sekarang kurang keberkatannya dan mudah didapat mahal harganya..

ambillah sesuatu dari seseorang itu yang baik-baiknya saja.., ilmu itu tidak akan kekal pada orang yang memiliki kesombongan didalam hati mereka meski hanya sebiji dzarrah.. sehingga menolak kebenaran, menganggap rendah orang sehingga terbisik di hati :”sesungguhnya ilmu mu itu hanya setitis embun..dan ilmu ku ini sebanding air di samudra..jangan pernah mencoba untk mengajari ku..”

saudaraku.. sesungguhnya kita adalah penerus generasi masa silam, mari mempersiapkan diri untk menjadi generasi rabbani.. mempersiapkan diri dengan ilmu untk mendidik generasi yang akan datang.. kemajuan suatu kaum itu tergantung pada generasi yang ditinggalkan.. jangan sampai kita meninggalkan generasi yang akan menjadikan kerusakan dimuka bumi, yang alpa dari mengingati Allah ta’ala..

saudaraku.. jika ilmu mu setara dengan air dilautan maka tumpahilah kewadahku sedikit sahaja..

ilmu yang jika diberi akan bertambah, menjadikan tenang, jika tersesat ia menunjukkan jalan.. dicintai manusia dengan tulus ikhlash,

berbeda dengannya harta yang jika diberi akan berkurang, sentiasa membuat resah kerana kita yang menjaganya.. menjadikan sukar mencari ketulusan cinta manusia..

imam nawawi pernah berkata:”sesungguhnya aku mencintai mu karena agama mu, jika hilang agama mu maka hilanglah cinta ku”.

jika ada kata bahasa ku yang salah nasihati aku..,apabila membuat luka.. dengan segala kerendahan hati maafkanlah seorang hamba yang tiada berilmu tinggi ini..

wallahua’lam bish-shawab
Allah yubarrikfik..



BERBAGI ITU IDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

MAU NIKAH,,?? ... WALI ANDA DIMANA..??

MAU NIKAH,,?? ... WALI ANDA DIMANA..??


BISMILLAHIROHMANIROHIM

Fenomena nikah dibalik tangan atau nikah siri banyak terjadi
khususnya dinegara kita, di Mesir, nikah tanpa sepengetahuan atau ijin dari wali dikenal dengan sebutan nikah 'Urfi, yaitu seorang wanita bisa mengangkat siapapun untuk menjadi wali baginya dan menikahkannya, tanpa sepengetahuan dari ayahnya yang dia adalah wali yang benar baginya.

Banyak alasan yang melatar belakangi terjadinya nikah seperti ini, diantaranya : dipaksa orang tua untuk menikah dengan seorang yang tidak dia sukai, atau karena bermula dari Pacaran yang tidak disetujui oleh keluarga wanita tersebut. dan masih banyak lagi alasan yang dijadikan dasar untuk melakukan nikah tanpa ijin dari wali.

- Menikah Tanpa Ijin Dari Wali Maka Nikahnya Batal.

Jika seorang wanita menikah tanpa seijin walinya yang sah, yaitu ayahnya jika masih hidup, atau saudara laki-laki sekandung jika telah baligh, atau saudara paling dekat dan yang paling dekat dari laki-laki, maka nikahnya wanita tersebut batal atau tidak sah, berdasarkan hadist Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- :

أَيُّمَا امْرَأَةٍ نَكَحَتْ نَفْسَهَا بِدُونِ إذْنِ وَلِيِّهَا فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ

Artinya : "Seorang wanita manapun yang menikah tanpa ijin dari walinya maka nikahnya batal (tidak sah)." (HR Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi)

- Seorang Wanita Menikahkan Dirinya atau Wanita lain.

Jika seorang wanita menikahkan dirinya sendiri atau orang lain walaupun dengan ijin dari wali, maka nikahnya tetap batal (tidak sah) karena wanita tidak dapat menjadi wali bagi yang lain. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

لَا تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ اَلْمَرْأَةَ, وَلَا تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ نَفْسَهَا

Artinya : "Tidaklah seorang wanita menikahkah wanita yang lain, dan juga tidak seorang wanita menikahkan dirinya sendiri." (HR Daruqhutni dan Ibnu Majah)

- Berlaku Bagi Wanita Perawan Dan Janda.

Menikah harus dengan wali yang sah adalah salah satu rukun nikah yang harus dipenuhi agar nikahnya sah (kecuali pendapat dalam madzhab Hanafi). baik perawan ataupun janda, menikah harus melalui wali walaupun wali tersebut mewakilkan kepada yang lain (seperti penghulu) maka tidak mengapa. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda berkaitan dengan adab menikahkan perawan dan janda :

لَا تُنْكَحُ اَلْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ, وَلَا تُنْكَحُ اَلْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ" قَالُوا : يَا رَسُولَ اَللَّهِ , وَكَيْفَ إِذْنُهَا ? قَالَ : " أَنْ تَسْكُتَ

Artinya : "Tidaklah janda dinikahkan kecuali perintah darinya, dan tidaklah perawan dinikahkan kecuali mendapat ijin darinya. mereka berkata : wahai Rosulullah, bagaimana ijinnya (perawan)? beliau menjawab : "(ijinnya) ketika diam." (HR Bukhori dan Muslim)

Jelas dalam hadist diatas, bahwa wanita janda tidak boleh dinikahkan kecuali perintah darinya, dan prosesi nikahnya wajib dengan wali. dan perawan tidak boleh dinikahkan kecuali mendapat ijin darinya, dan ijinnya adalah diamnya ketika ditanya.

Abu Tsaur dari Madzhab Syafi'i Berkata : Nikah haruslah dengan ridho dari wanita yang bersangkutan dan walinya, dan tidaklah seorang dari keduanya menikah atau menikahkan tanpa ijin dan ridho dari yang lain. dan ketika keduanya sama-sama ridho, maka berhak dilaksanakan prosesi akad nikah, karena wanita telah sempurna perbuatannya.

Jadi jelaslah nikah harus dengan seijin dari wali dan wanita yang bersangkutan, bukan kehendak satu pihak, karena seorang wanita telah dewasa dan berhak dimintai ijinnya untuk menikah.

# RujukanAl-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu#


BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

LA TAHZAN

==LA TAHZAN==
Bismillahirrohmanirrohiim.,.

Ya Allah!

{Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktuDia dalam kesibukan.}(QS. Ar-Rahman: 29)

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiupkencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru: "YaAllah!"

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpangjauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya,mereka akan menyeru: "Ya Allah!"

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi,mereka yang tertimpa akan selalu berseru: "Ya Allah!"

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabirpermohonan digeraikan, orang-orang mendesah: "Ya Allah!"

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasamenyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, merekapun menyeru: "Ya Allah!"

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup,dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul,menyerulah:"Ya Allah!"

Kuingat Engkau saat alam begitu gelapgulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitamKusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang,dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah

Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yangmenetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakanhati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-Nya.

Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan,julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-Nya untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanyauntuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu,hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan imankembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya,keyakinan akan semakin kokoh. Karena,

{Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya.}(QS. Asy-Syura: 19)

Allah: nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah,ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga.

{Apakah kamu tahu ada seseorang yang sama dengan Dia (yang patutdisembah)?}(QS. Maryam: 65)

Allah: milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan,kemuliaan, kemampuan, dan hikmah.

{Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi MahaMengalahkan.}

(QS. Ghafir: 16)

Allah: dari-Nya semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan,cinta dan kebaikan.

{Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lab. (datangnya).}(QS. An-Nahl: 53)

Allah: pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan dankeperkasaan.

Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwahEngkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna,akan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabbku

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikankesedihan itu awal kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasatentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, danpadamkan bara jiwa dengan air keimanan.

Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasakantuk dari-Mu yang menentramkan. Tuangkan dalam jiwa yang bergolakini kedamaian. Dan, ganjarlah dengan kemenangan yang nyata. Wahai Rabb,tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-Mu.Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus. Dantuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah-Mu.

Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang danmemancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercahsinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan balatentara-Mu.

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlahkegundahan dari jiwa kami semua.

Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera.Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakal. Hanya kepada-Mu kamimemohon, dan hanya dari-Mu lah semua pertolongan. Cukuplah Engkausebagai Pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung danPenolong.

(La Tahzan : Dr. Aidh Al Qarni)


BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT

Nb:Apakah kesan Anda tentang ini.
Read More→

MAAF SUAMIKU,,, AKU TIDAK MENAATIMU



MAAF SUAMIKU,,, AKU TIDAK MENAATIMU

Bismillahirrohmanirrohiim.,.

Bahagia rasanya saat akad nikah terucap, saat semarak walimatul 'urs menggema, saat tali pernikahan terikat. Saat itu telah halal cinta dua orang insan, saling mengisi dan saling melengkapi setiap harinya. Saat itu pula masing-masing pasangan akan memiliki tugas dan kewajiban baru dalam kehidupan mereka. Sang suami memiliki hak yang harus ditunaikan istrinya, dan sang istripun mempunyai hak yang harus ditunaikan oleh suaminya. Alangkah bahagianya jika masing-masing secara seimbang senantiasa berupaya menunaikan kewajibannya.

Duhai saudariku muslimah, kini aku bertanya padamu... bukankah indah rasanya jika seorang istri mematuhi suaminya, kemudian ia senantiasa menjadi penyejuk mata bagi suaminya, menjaga lisan dari menyebarkan rahasia suaminya, lalu menjaga harta dan anak-anak suami ketika ia pergi? Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah (agar istrinya melakukan sesuatu), maka ia melakukannya dengan baik, dan bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri dan hartanya." (HR. Ibnu Majah)

Sehingga... kehidupan rumah tangga pun akan berjalan penuh dengan kemesraan dan kebahagiaan. Yang satu menjadi tempat berbagi bagi yang lain, saling menasehati dalam ketakwaan, dan saling menetapi dalam kesabaran.
Saudariku muslimah... tulisan tentang kewajiban istri dalam mematuhi perintah suami telah banyak dibahas. Maka kini penulis akan mencoba mengetengahkan hal-hal apa saja yang tidak boleh dipatuhi oleh seorang istri di saat suaminya memerintah.
Ini Saatnya Mematuhi Perintah Suami
Diantara ciri seorang istri sholihah adalah mematuhi perintah suaminya. Yang dimaksud mematuhi perintah adalah mematuhi dalam hal yang mubah dan disyari'atkan. Jika dalam perkara yang disyari'atkan, tentu hal ini tidak perlu dipertanyakan lagi hukumnya, karena perkara yang demikian adalah hal-hal yang Allah perintahkan kepada para hamba-Nya, seperti kewajiban sholat, berpuasa di bulan Ramadhan, memakai jilbab, dan lain-lain. Maka untuk hal ini, seorang hamba tidak boleh meninggalkannya karena meninggalkan perintah Allah Ta'ala adalah sebuah dosa. Sedangkan dalam perkara yang mubah, jika suami memerintahkan kita untuk melakukannya maka kita harus melaksanakannya sebagai bentuk ketaatan kepada suami. Contohnya suami menyuruh sang istri rajin membersihkan rumah, berusaha mengatur keuangan keluarga dengan baik, selalu bangun tidur awal waktu, membantu pekerjaan suami, dan hal-hal lain yang diperbolehkan dalam syari'at Islam.

Ada Saatnya Menolak Perintah Suami

Jika dalam hal yang disyari'atkan dan yang mubah kita wajib mematuhi suami, maka lain halnya jika suami menyuruh kepada istri untuk melakukan kemaksiatan dan menerjang aturan-aturan Allah. Untuk yang satu ini kita tidak boleh mematuhinya meskipun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Kalau sekiranya aku (boleh) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain maka akan aku perintahkan seorang wanita untuk sujud kepada suaminya." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kita tidak boleh tunduk pada suami yang memerintah kepada kemaksiatan meskipun hati kita begitu cinta dan sayangnya kepada suami. Jika kewajiban patuh pada suami sangatlah besar, maka apalagi kewajiban mematuhi Allah, tentu lebih besar lagi. Allahlah yang menciptakan kita dan suami kita, kemudian mengikat tali cinta diantara sang istri dan suaminya. Namun perlu diketahui, bukan berarti kita harus marah-marah dan bersikap keras kepada suami jika ia memerintahkan suatu kemaksiatan kepada kita, tetapi cobalah untuk menasehatinya dan berbicara dengan lemah lembut, siapa tahu suami tidak sadar akan kesalahannya atau sedang perlu dinasehati, karena perkataan yang baik adalah sedekah.
Saudariku, berikut ini beberapa contoh perintah suami yang tidak boleh kita taati karena bertentangan dengan perintah Allah:

1. Menyuruh Kepada Kesyirikan

Tidak layak bagi kita untuk menaati suami yang memerintah untuk melakukan kesyirikan seperti menyuruh istri pergi ke dukun, menyuruh mengalungkan jimat pada anaknya, ngalap berkah di kuburan, bermain zodiak, dan lain-lain. Ketahuilah saudariku, syirik adalah dosa yang paling besar. Syirik merupakan kezholiman yang paling besar (lihat QS Luqman: 13). Bagaimana bisa seorang hamba menyekutukan Allah sedang Allah-lah yang telah menciptakan dan memberi berbagai nikmat kepadanya? Sungguh merupakan sebuah penghianatan yang sangat besar!

2. Menyuruh Melakukan Kebid'ahan

Nujuh bulan (mitoni – bahasa jawa) adalah acara yang banyak dilakukan oleh masyarakat ketika calon ibu genap tujuh bulan mengandung si bayi. Ini adalah salah satu dari sekian banyak amalan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Walaupun begitu banyak masyarakat yang mengiranya sebagai ibadah sehingga merekapun bersemangat mengerjakannya. Ketahuilah wahai saudariku muslimah, jika seseorang melakukan suatu amalan yang ditujukan untuk ibadah padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menyontohkannya, maka amalan ini adalah amalan yang akan mendatangkan dosa jika dikerjakan. Ketika sang suami menyuruh istrinya melakukan amalan semacam ini, maka istri harus menolak dengan halus serta menasehati suaminya.

3. Memerintah untuk Melepas Jilbab

Menutup aurat adalah kewajiban setiap muslimah. Ketika suami memerintahkan istri untuk melepas jilbabnya, maka hal ini tidak boleh dipatuhi dengan alasan apapun. Misalnya sang suami menyuruh istri untuk melepaskan jilbabnya agar mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan, hal ini tentu tidak boleh dipatuhi. Bekerja diperbolehkan bagi muslimah (jika dibutuhkan) dengan syarat lingkungan kerja yang aman dari ikhtilat (campur baur dengan laki-laki) dan kemaksiatan, tidak khawatir timbulnya fitnah, serta tidak melalaikan dari kewajibannya sebagai istri yaitu melayani suami dan mendidik anak-anak. Dan tetap berada di rumahnya adalah lebih utama bagi wanita (Lihat QS Al-Ahzab: 33). Allah telah memerintahkan muslimah berjilbab sebagaimana dalam QS Al-Ahzab: 59. Perintah Allah tidaklah pantas untuk dilanggar, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Sang Pencipta.

3. Mendatangi Istri Ketika Haidh atau dari Dubur

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "...dan persetubuhan salah seorang kalian (dengan istrinya) adalah sedekah." (HR. Muslim)
Begitu luasnya rahmat Allah hingga menjadikan hubungan suami istri sebagai sebuah sedekah. Berhubungan suami istri boleh dilakukan dengan cara dan bentuk apapun. Walaupun begitu, Islam pun memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi, yaitu suami tidak boleh mendatangi istrinya dari arah dubur, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"(Boleh) dari arah depan atau arah belakang, asalkan di farji (kemaluan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka ketika suami mengajak istri bersetubuh lewat dubur, hendaknya sang istri menolak dan menasehatinya dengan cara yang hikmah. Termasuk hal yang juga tidak diperbolehkan dalam berhubungan suami istri adalah bersetubuh ketika istri sedang haid. Maka perintah mengajak kepada hal ini pun harus kita langgar. Hal ini senada dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang menjima' istrinya yang sedang dalam keadaan haid atau menjima' duburnya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada Muhammad." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ad-Darimi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu 'anhu)

Belajarlah Wahai Muslimah!

Demikianlah saudariku pembahasan singkat yang dapat penulis sampaikan. Sebagai penutup, mari kita ringkas pembahasan ini: Bahwa wajib bagi seorang istri untuk mematuhi apa yang diperintahkan suaminya dalam perkara yang mubah apalagi yang disyari'atkan Allah, namun tidak boleh patuh jika suami memerintahkan kemaksiatan dan yang dilarang oleh Rabb Semesta Alam.

Lalu, perkara apa sajakah yang termasuk dalam larangan Allah? untuk itu, setiap hamba wajib mencari tahu tentang syari'at Islam karena dengannya akan tercapai ketakwaan kepada Allah, yaitu melakukan yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah larang. Wahai para wanita muslim! Pelajarilah agama Allah dengan menghadiri majelis-majelis yang mengajarkan ilmu syar'i atau dengan menelaah buku dan tulisan para 'ulama. Tidaklah mungkin seseorang akan mengenal agamanya tanpa berusaha mencari tahu. Dan tidak mungkin pula ilmu akan sampai kepadanya jika ia hanya bermalas-malasan di rumah atau kos, atau hanya sibuk berjam-jam berdandan di depan cermin, serta bergosip ria sepanjang waktu. Sungguh yang seperti itu bukanlah ciri seorang muslimah yang sejati. Bersegeralah melakukan kebaikan wahai saudariku, karena Allah pasti akan membalas setiap kebaikan dengan kebaikan, dan membalas keburukan dengan keburukan walaupun hanya sebesar biji sawi. Setiap anak Adam memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang senantiasa berusaha untuk memperbaiki dirinya. Wallahu ta'ala a'lam.



BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

JERITAN HATI SEORANG WANITA BIASA

JERITAN HATI SEORANG WANITA BIASA


Bismillahirrohmanirrohiim.,.

Gerimis ini mengiringi tangisan seorang wanita cantik, wanita yang tegar hatinya, wanita yang selalu bersahaja, wanita yang selalu menundukkan pandangannya, wanita yang sempurna dimataku. Tapi Allah Maha dari segala Maha, dia hanya wanita biasa yang bisa sakit hatinya, yang bisa mengeluarkan air mata ketika bersedih.

Suci, begitulah nama wanita yang sedang kupandang ini. Air matanya tak bisa diajak berkompromi lagi, tak tertahan selalu mengalir, terisak dan terasa sesak. Aku dan Suci sudah seperti adik dan kakak, sejak lulus SMA diPadang aku hijrah untuk kuliah disalah satu Universitas Negeri di Jakarta, ayah mencarikanku tempat Kost yang tepat, yaitu dirumah Uni. Sejak saat itulah kami begitu akrab dan melekat sampai sekarang.

“Uni sudah ngga tahan lagi La!”Sudah sembilan kali wanita yang kupanggil Uni mengeluarkan kalimat itu. Aku sebagai gadis yang belum berpengalaman dan masih labil jiwannya hanya bisa menguatkan dirinya tanpa bisa memberi solusi.

“Uni, Allah itu Maha Penyayang, tidak akan Allah memberikan Uni ujian sebesar ini kalau Uni tak kuat, Dibalik semua ini ada hikmahnya Uni. Mungkin saja Allah ingin menguji kecintaan Uni terhadap-Nya”

Air matanya semakin deras saja mengalir, tak tertahan dan tak bisa terbendung lagi. Ya Allah, kuatkanlah aku untuk bisa menguatkannya. Tiba-tiba Uni memelukku dengan sangat erat. Isak tangisnya berhenti, nafas panjang dikeluarkannya, aturan nafasnya mulai tertaur, bibirnya berkemit memulai bertasbih, kubiarkan bahu ini menjadi sandarannya dan menjadi wadah air matanya.

Aku jadi teringat dua tahun yang lalu, ketika Uni menikah dengan seorang pria bernama Fahri, dengan wajah berpoleskan sederhana Uni terlihat cantik dan sangat anggun, wajahnya yang jelita membuat semua orang terpaku melihatnya termasuk aku,“Subhanallah, cantik sekali Uni. Aku bak melihat bidadari yang Allah turunkan tiba-tiba dari langit” Candaku saat itu. Uni hanya tersenyum tersipu malu, wajahnya pun sampai merah merona. Pria bernama Fahri itupun terpesona melihatnya, lalu tunduk kembali menjaga pandangannya. Setelah pernikahan itu berlalu, Uni pun diboyong ke Solo dari Jakarta, satu tahun kemudian Uni pulang dalam rangka ‘Ied. Saat kami bertemu kembali dan bercakap-cakap, wajahnya begitu berseri dan bahagia.

“La…”Mulutnya mulai terbuka memulai pembicaraan. “Bang Fahri begitu mencintai Uni, Uni begitu beruntung mendapatkan suami seperti dia”“Subhanallah!”“Bang Fahri akan setia sampai kapanpun walau apapun yang terjadi sama kami” . Setelah itu Uni pulang lagi bersama suami tercintanya

Kalimat itu masih terngiang sampai sekarang, masih melekat dan terekam bagus didalam otakku. Namun sampai saat ini Allah belum memberikan seorang buah hati dalam pernikahhannya. Sehingga satu bulan yang lalu Bang Fahri memutuskan untuk berpoligami. Terasa di tusuk sembilu hati ini ketika mendengar kabar itu. Awalnya Uni menolak, tapi dengan dalih yang disertai dalil Uni tak bisa mengelak lagi, Uni mencoba Ikhlas dan lebih mencintai Dia dari pada dia. Bang Fahri menikahi seorang gadis yang usianya satu tahun lebih muda dari Uni wanita itu bernama Khomsa. Cantik dan menarik memang parasnya, Subhanallah, Maha Sempurna Allah yang menciptakan hambaNya dengan sempurna. Bang Fahri janji pada Uni kalau akan bersikap adil. Karena itu Uni dan mba Khomsa disatukan dalam satu atap. Padahal setahuku Rasul tidak mencontohkan itu, ya walaupun tak ada larangannya.

Satu bulan berjalan, rumah itu bagai nereka bagi Uni, Uni tak kuat lagi ketika suaminya harus bergilir berganti kamar, Uni tak sanggup lagi ketika pakaian kerja suaminya disiapkan oleh wanita lain, sarapan yang biasanya ia masak sendiri dan sekarang disediakan oleh wanita lain. Walau dengan hari bergilir Uni tetap saja tak kuat. Akupun akan merasakan hal yang sama jika aku berada diposisinya. Astagfirullah……! Kenapa bang Fahri setega itu, ketika Uni mencoba mengkomunikasikan permasalahn hatinya pada bang Fahri, bang Fahri malah menyuruh Uni untuk mencontoh Khomsa. Sakitnya hati Uni sakit juga hatiku. Sampai akhirnya kesedihan Uni membawanya bertemuku diLaut sunda ini secara rahasia Dihadapan Uni aku coba untuk tegar, sehingga mata ini mampu membendung berjuta juta tetesan air mata. Dan Ibu tak pernah tahu akan hal ini. Begitulah hidup, tak ada yang bisa menebak. Kadang menjadi cahaya yang terang benderang dan kadang menjadi kegelapan yang menakutkan. Hm….akupun sama, hanya wanita biasa.

Senja sudah tiba……

Kerudung* dan Jilbab** ini sudah basah disinggahi gerimis yang sedari tadi tak kunjung berhenti. Uni membuka kedua matanya, dihapusnya air mata yang sedari tadi mengalir, menghela nafas, dan bangkit dari bahuku.

“Aila, percayalah! Allah tidak pernah tidur, Allah selalu memberikan yang terbaik, berupa senang atau sedih. Semua itu adalah ujian. Tapi Aila, ketahuilah, aku hanya wanita biasa, wajar jika aku seperti ini. Terima kasih sudah meminjamkan waktu dan bahumu serta memberikan kasih sayangmu padaku. Tolong sampaikan kepada ibu, 3 hari lagi aku akan pulang”

Entah, kekuatan apa yang mendorong Uni tegar kembali. Kami bangkit dan berpelukkan lagi lalu berpisah. Aku bergegas pulang.

Hari-haripun berlalu, dan ini hari ketiga dimana aku bertemu Uni terakhir kalinya. Pesan Uni untuk ibu sudah kusampaikan, Ibu dan aku menunggu Uni dipelataran rumah. Pelataran yang menjadi saksi pertemuanku dengan Uni empat tahun lalu, saat aku masih sangat remaja dan berpakaian ala kadarnya. Polos, tidak berkerudung juga tidak berjilbab, tapi setelah aku mengenal Uni, akupun mengenal siapa aku, dari mana, mau apa, dan akan kembali kemana. Semua pertanyaan itu sudah terjawab dalam Islam. Dan Uni lah yang menghantarkan ku pada-Nya.

Sebuah Taksi berhenti didepan pelataran rumah Uni yang menjadi Kost-an ku selama 55 bulan ini. Seorang wanita anggun turun dari taksi itu, wanita itu adalah Uni. Dengan wajah berseri dan semakin cantik Uni pulang.

“Subhanallah….Alhamdulillah, kurasa permasalahannya sudah selesai” ujar hatiku“Assalamu’alaikum bu, La”“Wa’alaikumsalam”“Lho, Fahri ngga ikut Ci? “ Tanya Ibu, hatiku gemetar.“Fahri ya diSolo bu, dia kan harus kerja. Kalau ngga kerja istrinya makan apa donk bu?” dengan wajah tenang dan canda Uni menjawab pertanyaan ibu. Aku semakin bingung dibuatnya. Ibu dan aku menyambut Uni secara suka cita, kami senang sekali Uni pulang kerumah. Semua mengalir seperti air, ibu bahagia, begitu pun aku. Walau didalam isi kepala ku ini tersimpan berjuta tanya.

Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Cerita-cerita memecahkan waktu-waktu yang biasanya sunyi sepi, hanya ada Ibu, aku dan beberapa anak kost yang mempunyai kegiatan padat masing-masingnya. Apalagi setelah bapak wafat, semakin kesepian saja Ibu. Makan malam yang hangatpun sudah berlalu. Bahkan Uni sempat meledek kapan aku akan memenuhi separuh Dien ini. Ah…Uni, Skripsi aku saja masih dalam hayalan apalagi memiliki suami.

“Bu, La, aku pamit tidur ya. Rasanya tulang-tulang ini mau rontok. Hehehe”“Ya sudah, selamat istirhat ya na’ “ kecupan Ibu yang melayang didahi Unipun melayang didahiku. Ibu sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri.

Malampun gelisah, hatikupun gundah. Ada apakah dengan Uni ? sudah selesaikah masalah diantara mereka? mengapa bang Fahri tiduk turut serta bersama Uni? Sedang apa bang Fahri ssehingga membiarkan Uni pulang sendiri ?........ Ah…..lebih baik aku tidur saja agar nanti bisa bangun sholat malam. “Tok…Tok….”Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku, kutengok jam yang menggantung dihiasan lampu kamarku, rasanya baru lima menit aku memejamkan mata. Ternyata sudah jam dua. Segera ku membuka pintu kamarku.

“Uni?”“Iyalah, masa Hantu! Hehehe, segera ambil wudhu sana. Setelah tahajud kekamar Ibu yah!”“ada apa Uni?”“datang sajalah!”“OK!”Sholat dan berdo’a khusyu kuhantarkan malam ini untuk-Nya, Allah yang Maha dari segala Maha. Segera kubergegas kekamar Ibu. “Assalamu’alaikum…Tok…Tok…”“Wa’alaikumsalam, masuk La!”Jawab Uni dari balik pintu kamar Ibu.“Sini La, duduk sini!”Ibu menyuruhku lembut untuk duduk disisinya. “ada apa bu? “ Tanyaku penasaran.“Ga tau nih Suci, ada apa nak?”Senyum lembut, itulah yang dimulai oleh Uni.“Ibu, aku sangat menyayangi Ibu. Ibu bagaikan debaran jantungku. Dan Aila akupun menyayangi kamu sebagai adikku. Apapun yang akan kalian dengar ini adalah sebuah jalan yang sudah aku tempuh!”Air mata Uni mulai turun satu persatu. “ada apa na’? “ dengan bijaksana Ibu bertanya “Kabar apapun yang akan Suci beritahukan kepada Ibu, Ibu akan tetap tegar dan bersama Suci”

“Bu, setelah dua tahun aku berumah tangga dengan Fahri, aku merasa sangat bahagia, aku merasa menjadi wanita yang paling sempurna didunia ini, memiliki Ibu dan Bapak yang begitu menyayangiku dan menemukan Fahri suami yang sangat aku cintai serta Aila yang sudah menjadi adikku”Sesaat hening… Ibu melebarkan bibirnya. Memeluk Uni. Subhanallah…Ibu sangat Bijaksana.

“Bu, aku bercerai dengan Fahri!”Aku kaget bak disambar petir. Tapi Ibu??? Dia masih tersenyum dengan lembutnya. “Memangnya kenapa nak ?” Sikap Ibu masih Bijaksana dan sangat lembut. Sumpah, aku tak pernah bertemu dengan wanita-wanita setegar ini.

“fahri menikah lagi dengan seorang wanita yang lebih sempurna dari aku, wanita yang bisa memberikan Fahri keturunan. Wanita yang lebih baik dariku. Awalnya aku bisa menerima, tapi sebatu-batunya hati manusia dia juga akan bisa pecah bu. Aku tidak kuat lagi untuk bertahan dengan keadaan ini. Jadi kuputuskan untuk berpisah”

Isak dan raungan tangisan Uni pun mulai terdengar. Dan aku hanya bisa terdiam. “Apa kamu sudah memikirkan ini matang-matang nak? Bukan perasaan emosi semata?”“Aku sudah beberepa kali memikirkan ini bahkan ribuan kali bu, sepanjang malam akupun beristikharah dan jawabannya adalah diterimanya aku menjadi mahasiswi diJepang. Setelah itu aku kuat untuk meninggalkan Fahri dan membiarkan dia bersama Khomsa”

Allahu Akbar, entah rasa apa yang ada pada saat ini. Aku hanya bisa bertasbih padaMu ya Allah. Maha Sempurna Engkau yang menciptakan Langit dan Bumi. Maka Fasiklah orang-orang yang tidak mau menjalankan dan memperjuangkan Hukum-hukum Mu.

Setelah malam itu, nterlihat tak ada beban diwajah Uni. Dia sibuk menyiapkan diri untuk mengejar cita-citanya menjadi ahli Sains diJepang.

“Berapa lama Ni disana?” tanyaku saat membantu mengepak barang-barangnya“Hanya dua tahun, jangan nakal yah kamu! Kalau Nikah harus kabari aku. Hehehe”“Ah, Uni! Aku belum kefikiran ke arah sana. Dan rasanya aku Trauma terhadap laki-laki”“Eh, pria itu berbeda-beda La. Nasib pun berbeda-beda. Jangan pernah takut untuk menjalankan hidup ini. Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Jika hanya dengan hal semacam ini saja kita mundur apalagi menhadapi musuh-musuh Allah pembuat makar?”“Tapi itukan berbeda, ini masalah HATI!”

“semua masalah itu punya solusi, yaitu ISLAM. Tak ada jalan lain! Ya kan?” Uni tertawa kecil.

8 tahun kemudian…..

Uni sudah mendapatkan cita-citanya menjadi seorang Ahli Sains, dia menjadi dosen dari beberapa Universitas Negeri. Ibu pun wafat setahun setelah Uni pulng dari Jepang. Uni berkeluarga lagi setelah empat tahun bercerai dari bang Fahri. Dan kini ia memiliki buah hati yang begitu tampan bernama Akbar. Sedangkan aku, sudah beranjak 32 tahun umurku ini. Tapi Allah belum mendatangkan kekasih hatiu. Entahlah, Allah sedang menguji kesabaranku. Pria datang silih berganti, tak satupun yang berhasil mengisi kehidupan abadiku. Ada yang tak cocok dengan umurku, ada yang orang tuanya tak setuju denganku, ada ada sajalah. Tapi Subhanallah, Maha suci Allah yang Maha berkehendak. Kun Fa Ya Kun.

“Insya Allah kamu bisa, dia wanita yang berbeda. Dia lebih sempurna dariku!”

Dengan berpakain pengantin berwaran putih anggun, sekarang aku berdiri. Penantian ini telah usai. Allah menjodohkanku dengan seorang pria beristri. Dan kini aku menjadi istri kedua dari seorang Pria yang Allah pilih. Sekarang aku berada diposisi Khomsa. Apakah kalian mendengar jeritan hati seorang wanita biasa ???!!!

* kerudung (QS. An- Nur : 31)** Jilbab (QS.Al Ahzab 59) Gerimis ini mengiringi tangisan seorang wanita cantik, wanita yang tegar hatinya, wanita yang selalu bersahaja, wanita yang selalu menundukkan pandangannya, wanita yang sempurna dimataku. Tapi Allah Maha dari segala Maha, dia hanya wanita biasa yang bisa sakit hatinya, yang bisa mengeluarkan air mata ketika bersedih. Suci, begitulah nama wanita yang sedang kupandang ini. Air matanya tak bisa diajak berkompromi lagi, tak tertahan selalu mengalir, terisak dan terasa sesak. Aku dan Suci sudah seperti adik dan kakak, sejak lulus SMA diPadang aku hijrah untuk kuliah disalah satu Universitas Negeri di Jakarta, ayah mencarikanku tempat Kost yang tepat, yaitu dirumah Uni. Sejak saat itulah kami begitu akrab dan melekat sampai sekarang. “Uni sudah ngga tahan lagi La!”Sudah sembilan kali wanita yang kupanggil Uni mengeluarkan kalimat itu. Aku sebagai gadis yang belum berpengalaman dan masih labil jiwannya hanya bisa menguatkan dirinya tanpa bisa memberi solusi. “Uni, Allah itu Maha Penyayang, tidak akan Allah memberikan Uni ujian sebesar ini kalau Uni tak kuat, Dibalik semua ini ada hikmahnya Uni. Mungkin saja Allah ingin menguji kecintaan Uni terhadap-Nya”Air matanya semakin deras saja mengalir, tak tertahan dan tak bisa terbendung lagi.

Ya Allah, kuatkanlah aku untuk bisa menguatkannya. Tiba-tiba Uni memelukku dengan sangat erat. Isak tangisnya berhenti, nafas panjang dikeluarkannya, aturan nafasnya mulai tertaur, bibirnya berkemit memulai bertasbih, kubiarkan bahu ini menjadi sandarannya dan menjadi wadah air matanya. Aku jadi teringat dua tahun yang lalu, ketika Uni menikah dengan seorang pria bernama Fahri, dengan wajah berpoleskan sederhana Uni terlihat cantik dan sangat anggun, wajahnya yang jelita membuat semua orang terpaku melihatnya termasuk aku,“Subhanallah, cantik sekali Uni. Aku bak melihat bidadari yang Allah turunkan tiba-tiba dari langit” Candaku saat itu. Uni hanya tersenyum tersipu malu, wajahnya pun sampai merah merona. Pria bernama Fahri itupun terpesona melihatnya, lalu tunduk kembali menjaga pandangannya. Setelah pernikahan itu berlalu, Uni pun diboyong ke Solo dari Jakarta, satu tahun kemudian Uni pulang dalam rangka ‘Ied. Saat kami bertemu kembali dan bercakap-cakap, wajahnya begitu berseri dan bahagia. “La…”Mulutnya mulai terbuka memulai pembicaraan.

“Bang Fahri begitu mencintai Uni, Uni begitu beruntung mendapatkan suami seperti dia”“Subhanallah!”“Bang Fahri akan setia sampai kapanpun walau apapun yang terjadi sama kami” . Setelah itu Uni pulang lagi bersama suami tercintanyaKalimat itu masih terngiang sampai sekarang, masih melekat dan terekam bagus didalam otakku. Namun sampai saat ini Allah belum memberikan seorang buah hati dalam pernikahhannya. Sehingga satu bulan yang lalu Bang Fahri memutuskan untuk berpoligami. Terasa di tusuk sembilu hati ini ketika mendengar kabar itu. Awalnya Uni menolak, tapi dengan dalih yang disertai dalil Uni tak bisa mengelak lagi, Uni mencoba Ikhlas dan lebih mencintai Dia dari pada dia. Bang Fahri menikahi seorang gadis yang usianya satu tahun lebih muda dari Uni wanita itu bernama Khomsa.

Cantik dan menarik memang parasnya, Subhanallah, Maha Sempurna Allah yang menciptakan hambaNya dengan sempurna. Bang Fahri janji pada Uni kalau akan bersikap adil. Karena itu Uni dan mba Khomsa disatukan dalam satu atap. Padahal setahuku Rasul tidak mencontohkan itu, ya walaupun tak ada larangannya. Satu bulan berjalan, rumah itu bagai nereka bagi Uni, Uni tak kuat lagi ketika suaminya harus bergilir berganti kamar, Uni tak sanggup lagi ketika pakaian kerja suaminya disiapkan oleh wanita lain, sarapan yang biasanya ia masak sendiri dan sekarang disediakan oleh wanita lain. Walau dengan hari bergilir Uni tetap saja tak kuat. Akupun akan merasakan hal yang sama jika aku berada diposisinya.

Astagfirullah……! Kenapa bang Fahri setega itu, ketika Uni mencoba mengkomunikasikan permasalahn hatinya pada bang Fahri, bang Fahri malah menyuruh Uni untuk mencontoh Khomsa. Sakitnya hati Uni sakit juga hatiku. Sampai akhirnya kesedihan Uni membawanya bertemuku diLaut sunda ini secara rahasia Dihadapan Uni aku coba untuk tegar, sehingga mata ini mampu membendung berjuta juta tetesan air mata. Dan Ibu tak pernah tahu akan hal ini. Begitulah hidup, tak ada yang bisa menebak. Kadang menjadi cahaya yang terang benderang dan kadang menjadi kegelapan yang menakutkan. Hm….akupun sama, hanya wanita biasa. Senja sudah tiba……Kerudung* dan Jilbab** ini sudah basah disinggahi gerimis yang sedari tadi tak kunjung berhenti.

Uni membuka kedua matanya, dihapusnya air mata yang sedari tadi mengalir, menghela nafas, dan bangkit dari bahuku. “Aila, percayalah! Allah tidak pernah tidur, Allah selalu memberikan yang terbaik, berupa senang atau sedih. Semua itu adalah ujian. Tapi Aila, ketahuilah, aku hanya wanita biasa, wajar jika aku seperti ini. Terima kasih sudah meminjamkan waktu dan bahumu serta memberikan kasih sayangmu padaku. Tolong sampaikan kepada ibu, 3 hari lagi aku akan pulang

”Entah, kekuatan apa yang mendorong Uni tegar kembali. Kami bangkit dan berpelukkan lagi lalu berpisah. Aku bergegas pulang.Hari-haripun berlalu, dan ini hari ketiga dimana aku bertemu Uni terakhir kalinya. Pesan Uni untuk ibu sudah kusampaikan, Ibu dan aku menunggu Uni dipelataran rumah. Pelataran yang menjadi saksi pertemuanku dengan Uni empat tahun lalu, saat aku masih sangat remaja dan berpakaian ala kadarnya. Polos, tidak berkerudung juga tidak berjilbab, tapi setelah aku mengenal Uni, akupun mengenal siapa aku, dari mana, mau apa, dan akan kembali kemana. Semua pertanyaan itu sudah terjawab dalam Islam.

Dan Uni lah yang menghantarkan ku pada-Nya.Sebuah Taksi berhenti didepan pelataran rumah Uni yang menjadi Kost-an ku selama 55 bulan ini. Seorang wanita anggun turun dari taksi itu, wanita itu adalah Uni. Dengan wajah berseri dan semakin cantik Uni pulang.

“Subhanallah….Alhamdulillah, kurasa permasalahannya sudah selesai” ujar hatiku“Assalamu’alaikum bu, La”“Wa’alaikumsalam”“Lho, Fahri ngga ikut Ci? “ Tanya Ibu, hatiku gemetar.“Fahri ya diSolo bu, dia kan harus kerja. Kalau ngga kerja istrinya makan apa donk bu?” dengan wajah tenang dan canda Uni menjawab pertanyaan ibu.

Aku semakin bingung dibuatnya. Ibu dan aku menyambut Uni secara suka cita, kami senang sekali Uni pulang kerumah. Semua mengalir seperti air, ibu bahagia, begitu pun aku. Walau didalam isi kepala ku ini tersimpan berjuta tanya.Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Cerita-cerita memecahkan waktu-waktu yang biasanya sunyi sepi, hanya ada Ibu, aku dan beberapa anak kost yang mempunyai kegiatan padat masing-masingnya. Apalagi setelah bapak wafat, semakin kesepian saja Ibu.

Makan malam yang hangatpun sudah berlalu. Bahkan Uni sempat meledek kapan aku akan memenuhi separuh Dien ini. Ah…Uni, Skripsi aku saja masih dalam hayalan apalagi memiliki suami. “Bu, La, aku pamit tidur ya. Rasanya tulang-tulang ini mau rontok. Hehehe”“Ya sudah, selamat istirhat ya na’ “ kecupan Ibu yang melayang didahi Unipun melayang didahiku. Ibu sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri. Malampun gelisah, hatikupun gundah. Ada apakah dengan Uni ? sudah selesaikah masalah diantara mereka? mengapa bang Fahri tiduk turut serta bersama Uni? Sedang apa bang Fahri ssehingga membiarkan Uni pulang sendiri ?........ Ah…..lebih baik aku tidur saja agar nanti bisa bangun sholat malam.

“Tok…Tok….”Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku, kutengok jam yang menggantung dihiasan lampu kamarku, rasanya baru lima menit aku memejamkan mata. Ternyata sudah jam dua. Segera ku membuka pintu kamarku. “Uni?”“Iyalah, masa Hantu! Hehehe, segera ambil wudhu sana. Setelah tahajud kekamar Ibu yah!”“ada apa Uni?”“datang sajalah!”“OK!”Sholat dan berdo’a khusyu kuhantarkan malam ini untuk-Nya, Allah yang Maha dari segala Maha. Segera kubergegas kekamar Ibu.

“Assalamu’alaikum…Tok…Tok…”“Wa’alaikumsalam, masuk La!”Jawab Uni dari balik pintu kamar Ibu.“Sini La, duduk sini!”Ibu menyuruhku lembut untuk duduk disisinya. “ada apa bu? “ Tanyaku penasaran.“Ga tau nih Suci, ada apa nak?”Senyum lembut, itulah yang dimulai oleh Uni.“Ibu, aku sangat menyayangi Ibu. Ibu bagaikan debaran jantungku. Dan Aila akupun menyayangi kamu sebagai adikku. Apapun yang akan kalian dengar ini adalah sebuah jalan yang sudah aku tempuh!

”Air mata Uni mulai turun satu persatu. “ada apa na’? “ dengan bijaksana Ibu bertanya “Kabar apapun yang akan Suci beritahukan kepada Ibu, Ibu akan tetap tegar dan bersama Suci”“Bu, setelah dua tahun aku berumah tangga dengan Fahri, aku merasa sangat bahagia, aku merasa menjadi wanita yang paling sempurna didunia ini, memiliki Ibu dan Bapak yang begitu menyayangiku dan menemukan Fahri suami yang sangat aku cintai serta Aila yang sudah menjadi adikku”Sesaat hening… Ibu melebarkan bibirnya. Memeluk Uni. Subhanallah…Ibu sangat Bijaksana. “Bu, aku bercerai dengan Fahri!”Aku kaget bak disambar petir. Tapi Ibu???

Dia masih tersenyum dengan lembutnya. “Memangnya kenapa nak ?” Sikap Ibu masih Bijaksana dan sangat lembut. Sumpah, aku tak pernah bertemu dengan wanita-wanita setegar ini. “fahri menikah lagi dengan seorang wanita yang lebih sempurna dari aku, wanita yang bisa memberikan Fahri keturunan. Wanita yang lebih baik dariku. Awalnya aku bisa menerima, tapi sebatu-batunya hati manusia dia juga akan bisa pecah bu. Aku tidak kuat lagi untuk bertahan dengan keadaan ini. Jadi kuputuskan untuk berpisah”Isak dan raungan tangisan Uni pun mulai terdengar. Dan aku hanya bisa terdiam. “Apa kamu sudah memikirkan ini matang-matang nak? Bukan perasaan emosi semata?

“Aku sudah beberepa kali memikirkan ini bahkan ribuan kali bu, sepanjang malam akupun beristikharah dan jawabannya adalah diterimanya aku menjadi mahasiswi diJepang. Setelah itu aku kuat untuk meninggalkan Fahri dan membiarkan dia bersama Khomsa”Allahu Akbar, entah rasa apa yang ada pada saat ini. Aku hanya bisa bertasbih padaMu ya Allah. Maha Sempurna Engkau yang menciptakan Langit dan Bumi. Maka Fasiklah orang-orang yang tidak mau menjalankan dan memperjuangkan Hukum-hukum Mu.

Setelah malam itu, nterlihat tak ada beban diwajah Uni. Dia sibuk menyiapkan diri untuk mengejar cita-citanya menjadi ahli Sains diJepang. “Berapa lama Ni disana?” tanyaku saat membantu mengepak barang-barangnya“Hanya dua tahun, jangan nakal yah kamu! Kalau Nikah harus kabari aku. Hehehe”“Ah, Uni! Aku belum kefikiran ke arah sana. Dan rasanya aku Trauma terhadap laki-laki”“Eh, pria itu berbeda-beda La. Nasib pun berbeda-beda. Jangan pernah takut untuk menjalankan hidup ini. Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Jika hanya dengan hal semacam ini saja kita mundur apalagi menhadapi musuh-musuh Allah pembuat makar?”

“Tapi itukan berbeda, ini masalah HATI!”“semua masalah itu punya solusi, yaitu ISLAM. Tak ada jalan lain! Ya kan?” Uni tertawa kecil.8 tahun kemudian…..Uni sudah mendapatkan cita-citanya menjadi seorang Ahli Sains, dia menjadi dosen dari beberapa Universitas Negeri. Ibu pun wafat setahun setelah Uni pulng dari Jepang. Uni berkeluarga lagi setelah empat tahun bercerai dari bang Fahri. Dan kini ia memiliki buah hati yang begitu tampan bernama Akbar. Sedangkan aku, sudah beranjak 32 tahun umurku ini.

Tapi Allah belum mendatangkan kekasih hatiu. Entahlah, Allah sedang menguji kesabaranku. Pria datang silih berganti, tak satupun yang berhasil mengisi kehidupan abadiku. Ada yang tak cocok dengan umurku, ada yang orang tuanya tak setuju denganku, ada ada sajalah. Tapi Subhanallah, Maha suci Allah yang Maha berkehendak. Kun Fa Ya Kun. “Insya Allah kamu bisa, dia wanita yang berbeda. Dia lebih sempurna dariku!” Dengan berpakain pengantin berwaran putih anggun, sekarang aku berdiri. Penantian ini telah usai. Allah menjodohkanku dengan seorang pria beristri. Dan kini aku menjadi istri kedua dari seorang Pria yang Allah pilih. Sekarang aku berada diposisi Khomsa. Apakah kalian mendengar jeritan hati seorang wanita biasa ???!!!

* kerudung (QS. An- Nur : 31)
** Jilbab (QS.Al Ahzab 59)

BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT
Read More→

carousel

 

sahabat

Back to TOP