Share
AHLAN WASYAHLAN FII' | "SUBCECI BLOG" | SALAM BUAT PENGUNJUNG YANG MENYEMPATKAN WAKTUNYA MAMPIR DISINI | IMAM SENDIRI TAHAP BELAJAR,BILA ADA KEKURANGAN MOHON SARAN DAN KOMMENNYA | AKHIR KATA,SENANG BERJUMPA DAN BERBAGI DENGAN ANDA | WASSALAM.

Selasa, 16 November 2010

KISAH SITI FATIMAH RADIYAWLLAH HUANHU "MA

KISAH SITI FATIMAH RADIYAWLLAH HUANHU "MA

BISMILLAHIROHMANIROHIM.

Gembira hatinya, gembiralah Rasulullah saw Tertitis air matanya, berdukalah beliau. Dialah satu-satunya puteri yang paling dikasihi oleh junjungan Rasul setelah beberapa hari istrinya yang paling dicintai, Siti Khadijah. Itulah Siti Fatimah ra, wanita terkemuka di dunia dan penghuni surga di akhirat.

Bersuamikan Imam Ali bukanlah satu kebanggaan yang menjanjikan kekayaan harta. Ini adalah karena Imam Ali yang merupakan salah seorang dari empat sahabat yang sangat rapat dengan Rasulullah saw, merupakan kalangan sahabat yang sangat miskin dibandingkan dengan yang lain.

Namun jauh di sanubari Rasulullah saw tersimpan perasaan kasih dan sayang yang sangat mendalam terhadapnya. Rasulullah saw pernah bersabda kepada Imam Ali, "Fatimah lebih kucintai dari engkau, namun dalam pandanganku engkau lebih mulia dari dia." (Riwayat Abu Hurairah)

Wanita pilihan untuk pria pilihan.

Fatimah mewarisi akhlak ibunya Siti Khadijah. Tidak pernah membebani dan menyakiti suami dengan kata-kata atau sikap. Selalu senyum menyambut suami hingga hilang separuh masalah suaminya. Dengan mahar hanya 400 dirham hasil jualan baju perang kepada Sayyidina Usman Ibnu Affan itulah dia memulai penghidupan dengan wanita yang sangat dimuliakan Allah di dunia dan di Akhirat.

Bukan Imam Ali tidak mau menyediakan seorang pembantu untuk isterinya tetapi memang beliau tidak mampu melakukannya. Meskipun beliau cukup tahu isterinya saban hari bertungkus-lumus mengelola anak-anak, memasak, mencuci dan menggiling tepung, dan yang lebih memenatkan lagi bila terpaksa mengandar air berbatu-batu jauhnya sehingga kelihatan tanda di bahu kiri dan kanannya.

Suami mana yang tidak sayangkan isteri. Ada saatnya bila Imam Ali berada di rumah, beliau akan turut sama menyinsing lengan membantu Siti Fatimah menggiling tepung di dapur. "Terima kasih suamiku," bisik Fatimah pada suaminya. Usaha sekecil itu, di celah-celah kesibukan sudah cukup efektif dalam membelai perasaan seorang isteri.

Suatu hari, Rasulullah saw masuk ke rumah anaknya. Tersedia putrinya yang berpakaian kasar itu sedang mengolah biji-biji gandum dalam linangan air mata. Fatimah segera menyeka air matanya tatkala menyadari kehadiran ayahanda kesayangannya itu.

Lalu ditanya oleh beliau, "Wahai buah hatiku, apakah yang engkau tangiskan itu? Semoga Allah menggembirakan."

Dalam nada sayu Fatimah berkata, "Wahai ayahanda, sesungguhnya anakmu ini terlalu penat karena terpaksa mengolah gandum dan mengelola segala urusan rumah seorang diri. Wahai ayahanda, kiranya tidak keberatan bisakah ayahanda meminta suamiku menyediakan seorang pembantu untukku?"

Beliau tersenyum seraya bangun mendapatkan kisaran tepung itu. Dengan lafaz Bismillah, Baginda meletakkan segenggam gandum ke dalam kisaran itu. Dengan izin Allah, maka berpusinglah kisaran itu dengan sendirinya. Hati Fatimah sangat terhibur dan merasa sangat gembira dengan hadiah istimewa dari ayahandanya itu. Habis semua gandumnya dikisar dan batu kisar itu tidak akan berhenti selagi tidak ada perintah untuk berhenti, sampai Rasulullah saw menghentikannya.

Berkata Rasulullah saw dengan kata-kata yang masyhur, "Wahai Fatimah, Gunung Uhud pernah ditawarkan kepadaku untuk menjadi emas, namun ayahanda memilih untuk keluarga kita kesenangan di akhirat." Jelas, Baginda Rasul ingin mendidik putrinya bahwa kesusahan bukanlah penghalang untuk menjadi solehah.

Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, maukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kau pinta itu?"

"Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan.

Bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimat. Setiap kali selesai salat, harus membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, Alhamdulillah 'sepuluh kali dan' Allahu Akbar 'sepuluh kali. Kemudian menjelang tidur baca' Subhanallah ',' Alhamdulillah 'dan' Allahu Akbar 'ini sebanyak tiga puluh tiga kali. "

Ternyata praktek itu telah mempengaruhi Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah. Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya selalu mengingat ..



BY: MENATA HATI

BERBAGI ITU INDAH SEMOGA BERMANFAAT.

Artikel Terkait:




comment:

0 komentar to “KISAH SITI FATIMAH RADIYAWLLAH HUANHU "MA”

kotak emoticon:
:f :D :x B-) b-( :@ x( :? ;;) :-B :| :)) :(( =(( :s :-j :-p

Posting Komentar

silahkan tinggalkan komentar anda disini.

 

sahabat

Back to TOP